Ahad 04 Oct 2020 11:54 WIB

Peran Orang Tua Dorong Prestasi Belajar Anak Saat Pandemi

Mahasiswa KKN-T IPB di Cibanteng luncurkan kegiatan  Bunda Kreatif Anak pun Aktif.

Tim KKN-Tematik mahasiswa IPB University Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Dok IPB University
Tim KKN-Tematik mahasiswa IPB University Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penyebaran virus Corona pada awal tahun 2020 menjadikan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dampak dari hal tersebut dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya unit terkecil dimasyarakat itu sendiri, yakni keluarga.

Pemerintah menetapkan banyak kebijakan mengenai pembatasan sosial seperti kebijakan bekerja dari rumah (work from home) dan bersekolah dari rumah (school from home). Kebijakan tersebut tentunya memengaruhi sistem pembelajaran di sekolah serta kebiasaan belajar anak-anak sekolah. Pembelajaran dari rumah memerlukan adanya peran langsung dari orang tua karena orang tua memiliki peran yang penting dalam mendukung terlaksananya pembelajaran dari rumah. 

Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa KKN-Tematik (KKN-T)  IPB di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  berupaya untuk meningkatkan pengetahuan orang tua terkait peran yang dimiliki dalam pendampingan belajar anak pada masa pandemi Covid-19. Kegiatan yang diberi nama "Bunda Kreatif Anak pun Aktif" terdiri atas empat  pertemuan yang dilakukan secara daring melalui grup WhatsApp orang tua murid SDN Cihideung Ilir 03. Kegiatan dilaksanakan setiap hari kamis pada setiap minggu dimulai pada tanggal 23 Juli 2020, 30 Juli 2020, 6 Agusutus 2020, dan 13 Agustus 2020.

Ketua  Tim KKN-T IPB di Desa Cibanteng, Ilham Rizkia Maulana mengatakan rangkaian kegiatan yakni berupa pengenalan program dan pre test, pemberian materi tentang “Pentingnya Peran Orang Tua dalam Belajar Anak”, pemberian materi tentang “Strategi Yang Tepat untuk Meningkatkan Self Regulation Anak”, dan evaluasi berupa post-test. Materi disampaikan melalui media grup Whatsapp dengan buku saku daring yang dapat diunggah oleh orang tua. 

Ia menjelaskan, materi tentang “Pentingnya Peran Orang Tua dalam Belajar Anak” terdiri dari peran orang tua sebagai pengasuh dan pendidik, pembimbing, motivator, dan fasilitator. “Peran orang tua sebagai pengasuh dan pendidik bukan hanya mengajarkan berbagai hal, tetapi juga melatih keterampilan anak, terutama sikap mental anak,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/10).

photo
Tim KKN-T mahasiswa IPB University di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor mengusung tema Bunda Kreatif, Anak pun Aktif.  (Foto: Dok IPB University)

elanjutnya, peran orang tua sebagai pembimbing, yaitu orang tua harus senantiasa memberikan bimbingan secara berkelanjutan baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran orang tua sebagai motivator, orang tua harus mampu menjadi motivator belajar anak dengan membimbing dengan kasih sayang secara berkelanjutan. Peran orang tua sebagai fasilitator yaitu menyediakan berbagai fasilitas seperti buku, alat tulis, tempat belajar, media, alat peraga untuk menunjang program belajar anak.

“Pada materi tersebut juga dijelaskan mengenai cara yang dapat dilakukan oleh oran tua dalam meningkatkan belajar anak di antaranya adalah menyediakan kesempatan sebaik-baiknya untuk menemukan minat, bakat, serta kecakapan- kecakapan lainnya, menyediakan informasi-informasi penting dan sesuai dengan bakat dan minat anak, menanamkan cinta belajar kepada anak untuk menemukan minat, bakat, serta kecakapankecakapan lainnya, menyediakan fasilitas belajar serta membantu kesulitan belajarnya sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif, memberikan respon positif terhadap setiap prestasi anak,” paparnya.

Adapun pemaparan materi tentang “Strategi yang Tepat untuk meningkatkan Self Regulation Anak”, kata Ilham,  yaitu dengan cara: 1) mendiskusikan tentang aturan-aturan di dalam rumah; 2) memberikan arah kepada anak bagaimana perilaku yang sebaiknya dijadikan contoh, agar anak mendapatkan pedoman untuk mencapai prestasi; 3) memberikan cara yang mudah bagi anak untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemampuan memelihara hubungan interpersonal dengan guru dan teman kelasnya selama di rumah; 4) . jika anak menunjukkan perilaku yang emosional, tunjukkan cara mengatasinya dan juga dampak dari perilaku tersebut; dan 5) menjadi sahabat dan teman dalam berbagi tugas yang berkaitan dengan self-regulating learning (misalnya sebagai teman diskusi dalam menyelesaikan tugas, menjadi teman untuk bertanya), dan ini harus menjadi proses berkelanjutan.

Selanjutnya, 6) mempersiapkan dan menunjukan strategi yang konkrit kepada anak dalam upaya mempertahankan kemampuan belajarnya (misalnya mempersiapkan dan menjadwalkan kegiatan belajarnya secara terperinci agar dapat diikuti oleh anak); 70. mempersiapkan petunjuk bagaimana sebaiknya belajar yang efektif (misalnya memberikan anak pertanyaan dan kemudian meminta memberi jawaban secara lengkap dengan cara membaca literatur yang ada di rumah); dan  8)  berikan kesempatan pada anak untuk secara mandiri mengerjakan tugas-tugas yang rumit dan tentu saja perlu dipersiapkan petunjuk yang dapat dijadikan acuan khususnya bagi anak, terutama yang belum memiliki kemampuan untuk mengatur kegiatan belajar secara mandiri. 

Ilham mengemukakan, selain sesi penyampaian materi kepada orang tua murid, pada kegiatan “Bunda Kreatif Anak pun Aktif” juga terdapat sesi diskusi dan tanya jawab. Pada sesi tersebut, orang tua murid diberi kesempatan untuk bertanya terkait dengan materi yang sudah disampaikan. “Pada sesi ini dapat terlihat antusias dari orang tua murid yang memiliki banyak pertanyaan mengenai peran orang tua dalam belajar anak,” kata Ilham.

Beberapa pertanyaan di antaranya diutarakan oleh orang tua murid yang bernama Ibu Shinta dan Ibu Yasyfi. Ibu Shinta bertanya mengenai bagaimana cara orang tua mendidik dan memberi kasih sayang agar anak memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas sekolahnya dan Ibu Yasyfi bertanya mengenai bagaimana jika seorang anak sudah bisa membagi waktu belajar dan waktu bermain di rumahnya,namun karena faktor lingkungan anak tersebut jadi lupa dengan self regulation yg sudah diterapkan dirumahnya. “Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian kami jawab dan kami diskusikan bersama dengan orang tua murid lainnya,” ujarnya.

Ilham mengungkapkan, setelah dilaksanakannya program Bunda Kreatif Anak pun Aktif, orang tua murid kelas 5 SDN Cihideung Ilir 03 mengalami peningkatan pengetahuan dalam mengoptimalkan peran orang tua dalam belajar anak dan meningkatkan strategi self regulation anak pada masa pandemic Covid-19. “Hal ini dilihat dari pemberian pre test dan post test selama program berlangsung kepada orang tua murid. Kegiatan ini juga mendapat Feedback yang positif dari orang tua murid kelas 5 SDN Cihideung Ilir 03 dan guru serta kepala sekolah SDN Cihideung Ilir 03,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement