Ahad 04 Oct 2020 12:15 WIB

Pandemi, Pemilik Busana Muslim Ini Tetap Resmikan Toko

Mouza Indonesia sudah merangkul lebih dari 6.000 agen ibu-ibu rumah tangga. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Owner Mouza Indonesia, Dini Fitriyah memotong tumpeng sebagai tanda dibukanya Offline Store Pusat pertamanya di Miko Mal Bandung lantai LG 20-21 pada Kamis (1/10).
Foto: Istimewa
Owner Mouza Indonesia, Dini Fitriyah memotong tumpeng sebagai tanda dibukanya Offline Store Pusat pertamanya di Miko Mal Bandung lantai LG 20-21 pada Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi Covid-19 yang masihterjadi saat ini, tak membuat Mouza Indonesia (Mouza Store) perusahaan yang bergerak di bidang industri fashion muslim Indonesia (pakaian & aksesoris) yang berdomisili di Bandung, menghentikan aktivitasnya. Hal itu ditunjukan walaupun pandemi, tapi bisnisnya terus berkibar dengan membuka toko barunya. 

Bahkan, sejak didirikan hingga saat ini, Mouza Indonesia sudah merangkul lebih dari 6.000 agen yang mayoritas terdiri dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Para emak-emak itu, tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. 

Menurut Owner Mouza Indonesia, Dini Fitriyah, perjuangannya dalam mebangun bisnis emak-emak ini hingga berada sampai dititik saat ini adalah bukan hal yang mudah. Namun, setiap orang pasti bisa meraihnya dengan segenap keyakinan, ikhtiar tanpa lelah. 

"Kami membuat sistem penjualan keagenan yang sudah membantu membangun ekonomi kerakyatan terutama para emak-emak," ujar Dini, Jumat (2/10).

Di tengah Pandemi Covid-19, bahkan Mouza Store Indonesia berani membuka Offline Store Pusat pertamanya di Miko Mal Bandung lantai LG 20-21 pada Kamis (1/10). Dini mengatakan, pandemi bukan halangan untuk terus melangkah. Pihaknya tak akan punya pilihan kalau diam saja. "Kalau diam saja ya kalah.   Pekerjaan rumahnya adalah ada di mal, tapi tetap ramai penjualannya. Makanya, Mouza di branding secara serius ada offline dan online," katanya.

Dini mengaku, saat Covid 19, penjualan memang mengalami penurunan. Yakni, pada Juli hingga Agustus yang turun 30 persen. Namun, beberapa waktu lalu sudah mendekati normal lagi. 

"Alhamdulillah penjualan naik karena awalnya saya hanya memproduksi pakaian resmi. Tapi sekarang membuat pakaian daily. Ini permintaan agen. Jadi di rumah saja tetep cantik. Pandemi boleh, tapi di rumah harus gaya jangan pakai daster bolong," paparnya.

Mouza Indonesia sendiri, kata dia, yang sudah terkenal dan memiliki banyak Distributor & Agen di kota-kota besar di Indonesia ini, hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam produk busana muslim yang sesuai syariat islam. Melalui www.mouzaindonesia.com proses ribuan order ini dimulai dan terus bertumbuh hingga sekarang.

Produk Mouza, kata dia, dikenal di kalangan muslimah sebagai busana sehari-hari dengan harga terjangkau dan motif cantik, serta bahan yang nyaman dipakai. Mengayomi distributor dalam lingkaran keluarga besar Mouza, terbukti menjadi senjata ampuh dalam meningkatkan kinerja dan pencapaian penjualan. 

Produknya pun, selalu mengikuti trend terkini serta kedekatan emosi dengan konsumen telah menciptakan segmen pasar yang loyal terhadap Mouza. Hingga penyerapan produk-produk terbaru pun selalu cepat.

Sebagai designer busana muslim, Dini memulai usaha empat tahun lalu di Bandung. Usaha yang dimulai dari nol ini adalah usaha keduanya setelah mengalami kebangkrutan pada bisnis sebelumnya. Usaha awal di bidang computer ternyata gagal hingga harus membuatnya mengambil keputusan berhijrah dari kota Majalengka ke Bandung untuk memulai lembaran hidup baru.

Bahkan, kata dia, hijrahnya bukan hanya persoalan tempat tinggal, namun juga gaya hidup dan lingkungan. "Gaya hidup saya dulu sungguh berbeda seratus delapan puluh derajat dari sekarang," katanya.

Dini menceritakan, memulai usaha baju muslimah dengan produksi awal tiga ratus potong yang ternyata sukses terjual dalam hitungan hari, melewati target awal lima puluh potong. Hal itu, sungguh diluar prediksi. Dengan pengalaman berbisnis sejak tahun 2001, Dini pun mempersiapkan rencana bisnisnya dengan seksama. Termasuk selalu meningkatkan ilmu pemasaran yang berkembang dengan cepat di era digital ini.

"Saya pernah bangkrut dan memiliki hutang hingga ratusan juta  tapi tak membuat semangatnya surut. Temukan dan rinci semua hal yang kita butuhkan dan inginkan dari sebuah produk, ciptakan, lalu jual kepada orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sama, maka itulah awal sebuah usaha," paparnya. 

Mouza Indonesia sendiri merupakan brand utama dari PT Mouza Sinergi Indonesia yang juga memiliki brand lain seperti Dinifi Clothing, Andienayla, Mouza Shoes, Akademi Langit, dan yang terbaru Madezein.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement