Jumat 02 Oct 2020 17:49 WIB

Rokhmin: Potensi Perikanan Tangkap Kendari Cukup Menjanjikan

Nelayan perlu terus dibina untuk tingkatkan mutu dan standar penanganan ikan.

Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain Kadir membuka Rakor  dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari, Jumat (2/10).
Foto: Dok KKP
Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain Kadir membuka Rakor dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari, Jumat (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Guru Besar Kelautan dan Ilmu Perikanan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS diangkat sebagai Tim Percepatan Pembangunan Kota Kendari Bidang Perencanaan Perikanan.  SK pengangkatan tersebut diteken Walikota Kendari, H Sulkarnain K, tanggal 14 September 2020.

Terkait hal tersebut, Prof Rokhmin Dahuri dan para dirjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diudang oleh Pemerintah Kota (Pemkot)  Kendari untuk datang ke Kota Kendari dalam rangka peninjauan beberapa sarana dan prasarana kelautan dan perikanan di Kota Kendari  sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan percepatan pembangunan daerah di sector perikanan dan kelautan, tanggal 1-3 Oktober 2020.

Salah satu agenda Prof Rokhmin selama di Kendari adalah meninjau Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pada Kamis (1/10).  Ia didamingi Walikota Kendari, H Sulkarnain Kadir, dan Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan .  “Potensi hasil perikanan tangkap Kota Kendari cukup menjanjikan. Ini perlu kita genjot dan tingkatkan,” kata Rokhmin yang juga koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024. 

Untuk itu, Rokhmin meminta pihak Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dan Dinas Perikanan Kota Kendari agar tetap membina para nelayan khususnya untuk meningkatkan mutu  dan standar penanganan ikan agar bisa menembus pasar ekspor lebih besar lagi.   Dia juga berharap, keberadaan PPS ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap nelayan dan bisa menguntungkan bagi pemerintah Kota Kendari.

Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir mengapresiasi dukungan KKP yang disampaikan Rokhmin.  Ia  berjanji akan menindaklanjuti arahan KKP untuk meningkatkan skill nelayan dalam mencari dan mengelola hasil tangkapan. 

Kepada Rokhmin, walikota mengungkapkan bahwa potensi hasil perikanan khususnya perikanan tangkap  di Kota Kendari cukup melimpah yakni sekira 90 ton/hari. “Rinciannya, 75 ton/per hari berhasil didaratkan di PPS dan 15 ton/hari didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kendari,” ujar Sulkarnain.

photo
Guru Besar Kelautan dan Ilmu Perikanan IPB University, yang juga koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menjadi nara sumber Rakor dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari, Jumat (2/10).  (Foto: Dok KKP)

Pada Jumat (2/10), Rokhmin diminta menjadi nara sumber rapat koordinasi (Rakor) dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari. Acara tersebut dibuka oleh Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir, serta  dihadiri oleh  seluruh SKPD dan stakeholder Kota Kendar.

Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin didampingi oleh para direktur Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Yakni,  dari Direktorat  PRL, Muhammad Yusuf (direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil); Direktorat  Perikanan Tangkap, Dr  Ady Candra  (kepala Subdit Pelabuhan Perikanan Pantai); dan Direktorat  Pengembangan Daya Saing, Machmud  SPi, MSc (direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan).

Dalam paparan makalanya, Rokhmin menyebutkan potensi dan tingkat pembangunan Kota Kendari. Yakni, tempat persinggahan para pelaut dari Eropa maupun nusantara sejak abad ke-18; pusat pemerintahan (ibukota) Provinsi Sulawesi Tenggara; dan pintu gerbang menuju Kab./Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. “Sektor Keunggulan pembangunan kota Kendari adalah pertanian, perikanan, industri dan perdagangan, dan pariwisata,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia kemudian menguraikan  analisis SWOT pembangunan Kota Kendar, mencakup  kekuatan (strengths), kelemahan  (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Setelah itu, aa menjabarkan peta jalan pembangunan Kota Kendari yang smart, clean, beautiful, prosperous, dan takwa. Terkait Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rokhmin memaparkan: 1) minimal 30 persen  total wilayah Kota Kendari  untuk kawasan lindung; dan 70 persen  untuk kawasan pembangunan (industri, pertanian, perikanan, pariwisata, pemukiman, dll) (UU No. 26/2007 tentang Perencanaan Tata Ruang); 2) RTRW terpadu: Upland – Coast – Ocean; dan 3) struktur dan pola ruang wilayah harus mampu memfasilitasi semua kegiatan ekonomi dan kehidupan manusia berjalan secara produktif, efisien, mudah, nyaman, aman, sehat, dan membahagiakan. 

Ia juga  menyebutkan lima kawasan strategis Kota Kendari. Pertama,  kawasan Teluk Kendari dan CBD: pusat konservasi, pusat kegiatan pariwisata, wisata mangrove, Pusat Pemerintahan, pusat kegiatan komersial dan jasa di Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Poasia.

Kedua, kawasan Kota Lama: pengembangan pariwisata, sosial budaya (heritage), Jembatan TK dan kegiatan perdagangan dan jasa di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Kendari Barat.

Ketiga, awasan Pelabuhan dan Industri: Pulau Bungkutoko (KNP) serta Kawasan Industri Abeli-Nambo (±2.000 Ha), Kawasan Minapolitan di Kecamatan Abeli-Nambo yang memiliki nilai ekonomi dan transportasi strategis skala regional.

Keempat, kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi: Kecamatan Kambu sebagai pusat pertumbuhan baru di bagian selatan.

Kelima, kawasan terminal: Kecamatan Baruga dan Kecamatan Puuwatu sebagai simpul transportasi regional dengan tingkat pertumbuhan kawasan yang cepat.

Terkait pembangunan ekonomi, Rokhmin mengemukakan pentingnya pengembangan industri sektor-sektor ekonomi unggulan: kelautan-perikanan, industri manufaktur, industri kreatif, pariwisata, dan perdagangan & jasa. “Juga, pembangunan Kawasan Industri Terpadu berbasis: perikanan, MAMIN, meubel, perkebunan (kelapa, kakao, sawit  dan  kacang mete), industri kreatif, dan pariwisata,” papar Prof Rokhmin Dahuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement