Jumat 02 Oct 2020 08:09 WIB

Pengamat: Partai Ummat tak Signifikan Pengaruhi Pemilih PAN

Apalagi, 2 mantan ketum PAN come back yang bisa jadi tembok untuk memagari kader PAN.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantor Parameter Politik Indonesia, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di kantor Parameter Politik Indonesia, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Amien Rais resmi mendeklarasikan partai barunya yang ia beri nama Partai Ummat. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan, sedikit banyak Partai Ummat bakal mempengaruhi basis pemilih Partai Amanant Nasional (PAN). Namun Adi menilai, pengaruh tersebut tidak akan signifikan.

"Karena PAN saat ini keliatan solid. Apalagi, dua mantan ketum PAN come back yang bisa jadi tembok untuk memagari kader PAN yang lompat pagar," kata Adi kepada Republika, Kamis (1/10).

Dua mantan ketua umum PAN yang dimaksud yaitu Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa. Di kepengurusan PAN 2020-2025 saat ini Soetrisno menjabat sebagai ketua dewan kehormatan PAN, posisi yang pada periode sebelumnya diisi oleh Amien Rais. Kemudian Hatta Rajasa kini menjabat sebagai Ketua Majelis Penasehat Partai. 

Kemudian dari segi nama partai, Adi menyoroti, bahwa partai baru bentukan Amien Rais itu ingin menyasar pemilih Islam yang kritis ke pemerintah. Hal tersebut lantaran kata 'ummat' identik dengan Islam. Sedangkan sikap kritis anti-pemerintah melekat ke sosok Amien.

"Partai Ummat ini menyasar segmen pemilih islam kritis yang ceruknya sedikit. Bahkan, sudah terafiliasi ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sejak lama. Jadi, secara tak langsung partai besutan amien ini justru berhadapan dengan basis pemilih dan simpatisan PKS yang solid, bukan dengan pemilih PAN," ujarnya.

Menurutnya, bakal sulit bagi Partai Ummat mendapat simpati jika sasaran pemilihnya Islam kritis. Sebab hal tersebut lantaran pemilih Islam kritis sudah terkonsolidasi di PKS.

"Karena sejak awal, kelamin perjuangan PKS jelas, oposan dan memperjuangkan isu Islam," ujarnya.

Oleh karena itu, penting bagi Partai Ummat untuk melakukan reposisi profil partainya untuk tidak hanya menyasar pemilih Islam, ttapi menjadi lebih terbuka. Sebab, kata dia, sekitar 75 persen rakyat masih belum terafiliasi ke parpol. 

Belum lagi di tahun ini juga telah ada Partai Gelora yang baru disahkan, yang pendirinya sebagian diisi oleh mantan politikus PKS. Loyalis Anis Matta, dan Fahri Hamzah yang sebelumnya di PKS kemungkinan besar justru lebih memilih menyebrang ke Partai Gelora.

"Justru Partai Ummat ini akan layu sebelum berkembang kalau yang disasar segmen pemilih yang kecil itu. Dan jangan pernah berpikir merebut pemilih PAN dan PKS yang solid, akan habis energi. Mending membuat ceruk pemilih baru yang masih terbuka," ungkap akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. 

Sebelumnya, Amien Rais resmi menyatakan akan mendirikan sebuah partai baru. Parpol baru bentukan mantan politikus senior PAN itu bernama Partai Ummat.

"Partai Ummat, Insya Allah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya, melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement