Jumat 02 Oct 2020 07:21 WIB

Disnaker Lebak Beri Pelatihan Budi Daya Jamur Tiram

Pelatihan ini sebagai solusi usaha masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Sekretaris Disnaker Kabupaten Lebak Oktavianto Arief Ahmad (kiri) saat memberikan pelatihan budidaya jamur tiram.
Foto: istimewa
Sekretaris Disnaker Kabupaten Lebak Oktavianto Arief Ahmad (kiri) saat memberikan pelatihan budidaya jamur tiram.

REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak memberikan pelatihan budidaya jamur tiram untuk masyarakat Desa Sajira Mekar Kecamatan Sajira. Pelatihan ini sebagai solusi usaha masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Sekretaris Disnaker Kabupaten Lebak Oktavianto Arief Ahmad mengatakan para peserta pelatihan juga diajarkan mengenai cara mengolah jamur tiram menjadi beberapa masakan olahan jamur seperti sate jamur, sambal jamur dan jamur tiram krispi. Hal ini nantinya diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi usaha budi daya jamur yang dijalankan oleh masing-masing desa nantinya. "Para peserta juga diajarkan simulasi pasar dalam memasarkan produk jamur tiram olahannya dengan berjualan di sekitar wilayah Kecamatan sajira khususnya dan wilayah kabupaten lebak indoneaia pada umumnya," kata Octavianto dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Kamis (1/10). 

Dalam sambutannya, Oktavianto menegaskan agar selama kegiatan pelatihan ini semua peserta yang mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan. Hal ini untuk memotong rantai penyebaran virus Covid-19. 

Pelatihan dilaksanakan pada hari Senin-Rabu tanggal 28 -30 September 2020 di Sekretariat TKM Tunas Muda. Total peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah sekitar 30 orang baik kalangan pemuda maupun orang tua dari Desa Sajira Mekar Kecamatan Sajira. Tutor untuk pelatihan jamur tiram ini adalah Yuli Yulianti dan Yus Fadoli yang merupakan ketua dan pengurus KTH Mekar Hasanah (Kelompok Tani Hutan) sekaligus PPL Kecamatan Sajira.

 

Rangkaian pelatihan budidaya jamur tiram dan olahan ini dimulai dengan materi teori pengenalan jamur, jenisnya, cara budidaya yang baik dan benar, pengenalan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan jamur mulai dari F0,F1,F2 dan F3, serta pemeliharaan dan cara panen jamur, serta materi mengenai cara pengolahan dan pemasaran hasil olahan jamur. Setelah seluruh teori mengenai budidaya jamur diberikan, barulah para peserta dibagi kelompok menjadi dua kelompok, untuk langsung praktek ke lapangan, kelompok pertama husus bidang pembuatan F0,F1 dan F2 sedangkan klompok kedua husus pembuatan F3/ pembuatan baglog.

Untuk kelompok pertama dibutuhkan orang-orang yang teliti dan ulet karena proses pembuatan F0, F1, F2 ini sangat rumit, kemungkinan jadinya hanya sekitar 50%-70% karena semua harus serba  steril maka ketua TKM Tunas Muda Usep Santosa menugaskan kelompok ini hanya lima orang saja untuk benar2 menguasainya.  Sedangkan kelompok dua untuk pembuatan baglog sampai sterilisasi lumayan cukup banyak karena pembuatan baglog ini butuh tenaga ekstra,  mulai dari pengadukan serbuk gergaji,  dedak alus, air kapur dan tepung jagung, pembuatan baglog, dan sterilisasi baglog.

Pada saat pembukaan pelatihan budidaya jamur tiram,  kepala desa Sajira Mekar beramanat agar semua peserta yang mengikuti kegiatan agar bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selama proses pelaksanaan pelatihan budi daya jamur tiram tkm tunas muda semua anggota antusias dalam mengikuti tahapan demi tahapan pelatihan. Melihat semangat dan antausiasme peserta maka Octavinto sebagai sekretaris dinas sekaligus penanggung jawab kegiatan tidak pernah absen dalam pengawasan dan pembimbingan selama kegiatan pelatihan berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement