Ahad 04 Oct 2020 20:34 WIB

Peluang Bisnis, Produk Batik di Tokopedia Laris Manis

Peluang Bisnis Online, Produk Batik di Tokopedia Laris Manis

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Peluang Bisnis Online, Produk Batik di Tokopedia Laris Manis. (FOTO: Tokopedia)
Peluang Bisnis Online, Produk Batik di Tokopedia Laris Manis. (FOTO: Tokopedia)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Startup e-commerce Tokopedia mengumumkan tren penjualan batik selama pandemi menjelang Hari Batik Nasional.

"Kami melihat bagaimana penjual batik di Tokopedia tidak berhenti menghadirkan inovasi produk yang lebih relevan dengan kondisi masyarakat saat ini," kata External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10/2020).

"Terlihat dari produk batik paling laris di Tokopedia, yaitu masker dan daster atau baju tidur bermotif batik. Data tersebut sangat menggambarkan kebutuhan masyarakat yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menghindari penularan virus Covid-19," jelas Ekhel.

Baca Juga: Tokopedia Pasti IPO di Bursa, Tapi...

Baca Juga: Jasa Kurir Kewalahan Kirim Barang, Bukalapak Luncurkan Layanan Logistiknya

Daster atau baju tidur batik, menurut data internal Tokopedia, mengalami peningkatan penjualan lebih dari 3,5x lipat, jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Di sisi lain, penjualan masker batik melonjak signifikan hingga lebih dari 20x lipat.

Pandemi justru menjadi momentum bagi para pegiat usaha di Indonesia, khususnya UMKM, untuk menciptakan peluang dengan berinovasi. Baik dari sisi produk maupun kanal penjualan, dari offline ke online.

UMKM yang memanfaatkan kanal digital dinilai lebih tangguh menghadapi pandemi karena dapat menjaga kelangsungan bisnis sekaligus memastikan lapangan pekerjaan tetap tersedia.

"Saat ini, total sudah ada lebih dari 9 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100% UMKM. Kami percaya UMKM punya peran signifikan dalam pemulihan ekonomi negeri yang terdampak pandemi, mengingat UMKM adalah penyumbang lebih dari 60% pendapatan negara," ujar Ekhel.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement