Kamis 01 Oct 2020 22:56 WIB

Pesantren Harus Terbuka Antisipasi Penyebaran Kasus Covid-19

Uu minta pimpinan pesantren tak menyembunyikan kalau ada kasus Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) sekaligus Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Uu Ruzhanul Ulum menghentikan sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan. Keputusan ini, berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan dan pengurus ponpes.
Foto: istimewa
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) sekaligus Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Uu Ruzhanul Ulum menghentikan sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan. Keputusan ini, berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan dan pengurus ponpes.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menekankan pentingnya keterbukaan pimpinan dan pengelola pondok pesantren (ponpes) dalam mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 di pesantren. Uu pun meminta pimpinan dan pengelola ponpes untuk berkoordinasi dengan pemerintah jika ditemukan adanya gejala penularan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 di lingkungan ponpes.

Koordinasi dapat dilakukan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 atau dinas kesehatan setempat. "Jika terjadi gejala Covid-19, diharapkan para kiai dan pimpinan ponpes untuk tidak segan melapor kepada Gugus Tugas setempat," ujar Uu pada agenda "Silaturahmi Pimpinan Pondok Pesantren se-Kota Tasikmalaya dalam rangka Peningkatan Kewaspadaan Pondok Pesantren dalam Menghadapi Covid-19" di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya, Kamis (1/10).

Baca Juga

Uu meminta pimpinan pondok pesantren agar tak menyembunyikan kalau ada kasus positif covid 19. Uu berharap, kasus Covid-19 tidak terjadi lagi di seluruh ponpes di Jabar.

Untuk itu, Uu mengingatkan pengelola ponpes untuk terus memperketat penerapan protokol kesehatan 3M di lingkungan ponpes. 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Uu mengatakan, kewaspadaan serta upaya proaktif ponpes dalam hal pengetesan serta koordinasi dengan Gugus Tugas maupun pihak terkait juga menjadi kunci dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan ponpes. 

"Harapan kepada seluruh pondok pesantren memperketat protokol kesehatan baik oleh para santri dan ajengan di kompleks pesantren juga selalu melakukan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.

Dalam agenda kali ini, Kang Uu yang juga Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar sekaligus memberikan bantuan 10 ribu alat swab test untuk Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Dua ribu alat di antaranya diberikan kepada ponpes yang ditemukan kasus positif Covid-19.

photo
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat saat diwawancara di kantornya, Jumat (5/6). - (Republika/Bayu Adji P)

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengonfirmasi temuan 86 kasus positif COVID-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Tasikmalaya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, secara keselurahan total kasus terkonfirmasi di Kota Tasikmalaya per 1 Oktober 2020 berjumlah 206 kasus.

"Klaster pesantren adalah yang terbesar yang ada di Kota Tasikmalaya," kata Uus.

Menurut Uus, saat ini orang terkonfirmasi positif dari pesantren tersebut masih menjalani isolasi mandiri di lingkungan ponpes. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement