Kamis 01 Oct 2020 19:02 WIB

Sedang Olahraga, Meninggal Mendadak, Kok Bisa?

Diberbagai negara sudah diwajibkan rakyatnya untuk mengikuti pelatihan BHD

 Jantung merupakan organ terpenting suatu tubuh.  Selain untuk memompa aliran darah, jantung  menjadi suatu yang sangat mengerikan apabila tidak di jaga sejak dini. Rokok sampai detik ini menjadi penyebab kerusakan fungsi jantung, selain itu kelebihan berat badanpun akan menutup jalur-jalur didalam tubuh yang mana hal tersebut tertutup karena banyaknya lemak didalam tubuh.
Foto: istimewa
Jantung merupakan organ terpenting suatu tubuh. Selain untuk memompa aliran darah, jantung menjadi suatu yang sangat mengerikan apabila tidak di jaga sejak dini. Rokok sampai detik ini menjadi penyebab kerusakan fungsi jantung, selain itu kelebihan berat badanpun akan menutup jalur-jalur didalam tubuh yang mana hal tersebut tertutup karena banyaknya lemak didalam tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-– Jantung merupakan organ terpenting suatu tubuh.  Selain untuk memompa aliran darah, jantung  menjadi suatu yang sangat mengerikan apabila tidak di jaga sejak dini. Rokok sampai detik ini menjadi penyebab kerusakan fungsi jantung, selain itu kelebihan berat badanpun akan menutup jalur-jalur didalam tubuh yang mana hal tersebut tertutup karena banyaknya lemak didalam tubuh.

Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September, RS Azra Bogor menggelar Health Talk dengan judul “Sedang Olahraga, Mati Mendadak, Kok Bisa?” ya seperti judulnya, bagaimana bisa seseorang mati mendadak ketika sedang melakukan olahraga untuk kesehatan tubuh.

Selaku narasumber, dr. Ramang Napu yang juga aktif praktek sebagai dokter spesialis jantung di RS Azra Bogor, menyampaikan “olahraga secukupnya, di era teknologi maju seperti sekarang, anda bisa menggunakan alat untuk mengukur heart rate selama sedang berolahraga, ukuran maksimumnya adalah 220 dikurangi usia anda. Angka tersebut yang menentukan, batas maksimum jantung anda berdetak,” katanya. 

Banyak masing-masing individu yang masih mengabaikan hal tersebut, merasa dirinya kuat namun tidak mengukur kemampuan tubuh. Seperti yang sedang tren saat ini, bersepeda. Merasa gengsi dengan teman-teman serombongan, pada saat menanjak, dalam diri merasa tidak kuat namun sungkan untuk memberitahu rombongan lainnya. Akibatnya, jantung berdebar hebat dan mengakibatkan terganggunya organ lain, kurang oksigen bahkan sampai menyebabkan pingsan.

 

“Olahraga itu untuk sehat, bukan gaya.” tutur dr. Ramang Napu dalam tengah-tengah penyampaiannya. Tentunya yang mengetahui ukuran kemampuan dalam suatu tubuh adalah dirinya sendiri. Sampai dimana batas sanggupnya dipacu adrenalin, kapan harus istirahat dan kapan harus memulai kembali. Banyak contoh seperti artis-artis yang mengalami kematian mendadak saat mereka berolahraga, seperti Adjie Massaid dan lainnya. Ada beberapa pemicu, kurangnya waktu istirahat, menyebabkan kurang fit tubuh lalu meningkatkan berdebarnya jantung yang luar biasa.

Ada baiknya lakukan olahraga secara rutin namun sering, apabila jarang namun sekalinya olahraga dengan porsi yang cukup tinggi, cenderung lebih mendatangkan efek yang berbahaya.

Diberbagai negara sudah diwajibkan rakyatnya untuk mengikuti pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar). Hal itu diperlukan jika terjadi sesuatu seperti pingsan pada orang dilingkungan sekitar, kita sudah mengerti apa yang harus dilakukan. “Tepuk bagian pipi lalu panggil untuk memeriksa responnya, pegang denyut nadi di sekitar leher untuk memeriksa tanda kehidupan, jika orang tersebut belum sadar berikan pompa (dititik tengah sejajar dengan puting laki-laki) dengan perbandingan 15 kali pompa, diselang 2 kali tiup bantuan nafas. Sambil panggil orang sekitar untuk memanggil bantuan, petugas medis atau ambulance.” tuturnya.

Ilmu dasar tersebut sangat perlu dan penting diketahui, setidaknya jika dalam satu keluarga ada satu saja anggota keluarga yang mengerti dan bisa melakukan bantuan hidup dasar, maka akan banyak nyawa yang tertolong. Dikarenakan hal tersebut sangat cepat, sekitar 5 menit saja dari terserangnya jantung / tidak sadarkan diri, maka sebelum memanggil bantuan medis, alangkah lebih perlunya untuk melakukan bantuan dari orang sekitar terlebih dahulu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement