Kamis 01 Oct 2020 17:26 WIB

Dinkes Magelang Prioritaskan Tes Swab Lansia-Komorbiditas

Mulai Oktober Dinkes titikberatkan tes usap pada lansia dan pengidap komorbid.

Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap atau swab. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap atau swab. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dinas Kesehatan Kota Magelang, Jawa Tengah, mulai Oktober 2020 memprioritaskan tes usap untuk penanganan pandemi Covid-19 kepada kalangan lanjut usia dan warga yang komorbiditas atau memiliki penyakit penyerta.

"Untuk itu mulai Oktober ini sasaran kita titikberatkan pada lansia dan mereka yang mengidap kormobid, seperti hipertensi dan gula. Akan mulai kita data dan langsung gelar tes terhadap masyarakat rentan ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Majid Rohmawanto dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis (1/10).

Ia menyebut sebagian besar kasus meninggal dunia terkait dengan pandemi virus di daerah itu adalah kalangan lansia dan mereka yang komorbiditas.

Data Dinkes Kota Magelang di situs covid19.magelangkota.go.id pada Kamis, pukul 12.00 WIB, jumlah kontak erat 1.199 orang, probable sembilan orang (meninggal dunia), suspek 493 orang (10 meninggal dunia), konfirmasi 189 (15 meninggal dunia). Total jumlah warga setempat meninggal dunia terkait dengan virus corona jenis baru itu 34 orang.

"Persentase kematian pasien positif Covid-19 di wilayah ini mencapai delapan persen," ujarnya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang.

Majid menjelaskan dengan bertambah sasaran peserta tes usap, kemungkinan terjadi kenaikan positive rate di daerah setempat. Nantinya, katanya, setiap pekan 200 spesimen usap akan dikirimkan ke laboratorium.

"Risikonya ya jumlah kasus positif pasti akan naik. Tapi kan indikatornya bukan kasus positifnya berapa, melainkan Rt-nya (effective reproduction number) ini tinggi atau rendah. Yang bagus itu di bawah lima persen Rt-nya, sesuai standar WHO, sedangkan kita masih 1,1 persen," katanya.

Ia mengatakan saat ini Kota Magelang dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan berada di peringkat pertama se-Jawa Tengah sebagai daerah yang mampu menggelar tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes usap secara massal.

Dinkes Kota Magelang mencatat setiap minggu seratusan spesimen usap dites untuk mendeteksi penyebaran virus corona jenis baru itu.

Ia memaparkan standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tes PCR minimal setiap pekan 122 spesimen, sedangkan di Kota Magelang selalu lebih dari 100 spesimen setiap minggu.

"Tiap minggu selalu lebih dari 100 spesimen. Minggu ke-36, 37, dan 38 misalnya, rata-rata per pekan kita mampu mengambil 152 spesimen. Artinya, kita selalu di atas standar WHO," kata dia.

Ia menjelaskan pengambilan sampel untuk tes usap gencar dilakukan petugas, tidak hanya menyasar kontak erat, tetapi masyarakat rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan kormobid.

"Dari jumlah itu, yang dominan positif masih lansia. Karena tiap kali kita tes masyarakat usia 45 tahun ke atas jumlahnya sekitar 40 persen dari total kasus positif yang ditemukan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement