Kamis 01 Oct 2020 12:45 WIB

Purwakarta Kekurangan Tempat Tidur Isolasi OTG Covid-19

Sebagian besar konfirmasi positif Covid-19 di Purwarkarta merupakan OTG

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Petugas merapikan ruang isolasi mandiri pasien Covid-19, ilustrasi
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas merapikan ruang isolasi mandiri pasien Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Meningkatnya jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Purwakarta, berimbas pada kenaikan kebutuhan ruang isolasi bagi warga yang berstatus OTG atau konfirmasi tanpa gejala.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Purwakarta Iyus Permana mengatakan Wisma Isolasi Mahkota yang dimiliki Pemerintah Daerah sudah tidak cukup menampung isolasi OTG. Hal itu karena jumlahnya tempat tidur yang tersedia hanya cukup untuk 16 orang.

Baca Juga

“Sedangkan, OTG saat ini sekitar 40 orang dari total 65 konfirmasi positif,” kata Iyus kepada Republika.co.id, Kamis (1/10).

Iyus mengatakan Wisma yang disediakan khusus untuk OTG tidak bisa menampung keseluruhan OTG yang jumlahnya masih terus bertambah setiap harinya belakangan ini. Karenanya, sebagian OTG ada yang ditempatkan di tempat lain sementara waktu.

Ia menyebutkan seperti warga konfirmasi positif Covid-19 dari lingkungan Perum Jasa Tirta (PJT) II menjalani isolasi di penginapan yang dimiliki perusahaan tersebut. Namun untuk mengantisipasi masih bertambahnya konfirmasi positif Covid-19 khususnya yang tidak memiliki gejala maka pemerintah daerah harus menyiapkan langkah. Pihaknya akan menyewa hotel untuk dijadikan tempat isolasi bagi OTG.

“Pemda akan sewa Hotel Arumi di Desa Mulyamekar. Ada disiapkan kapasitas 44 tempat tidur,” ujarnya.

Menurutnya, hotel itu akan disiapkan untuk menampung pasien tanpa gejala. Tenaga medis pun disiapkan untuk bertugas di tempat isolasi tersebut. Sementara, warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan memiliki gejala akan dirawat di RSUD Bayu Asih untuk mendapat perawatan intensif.

“Kita siapkan anggaran Rp 300 juta untuk sewa tiga bulan sampai debgan Desember,” kata Sekda.

Ia berharap ketersediaan ruang isolasi ini dapat membantu penanganan Covid-19 lebih optimal. Sebab jika OTG isolasi mandiri dikhawatirkan penyebaran virus lebih meluas karena berinteraksi dengan anggota keluarga atau masyarakat lainnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan mengatakan, Wisma Isolasi Mahkota yang dimiliki Pemda Purwakarta hanya berkapasitas 16 bed. Hal itu tentu saja sudah tidak memadai jika melihat perkembangan warga yang terpapar hingga saat ini. Deni mengatakan pentingnya isolasi OTG karena jika pasien dibiarkan isolasi mandiri di rumah, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan penyebaran virus (klaster rumah).

"Untuk tenaga tambahan, alhamdulillah akan dibantu Dishub, Satpol, TNI dan Polri serta tenaga kesehatan Puskemas dan tenaga kesehatan dari TNI yang siap di tempatkan di wisma isolasi jika terjadi lonjakan lebih dari seperti hari ini," ujarnya.

Ia juga mengatakan, penambahan kasus konfirmasi di Purwakarta salah satu penyebabnya adalah banyak warga Purwakarta yang beraktivitas atau kerja di zona merah seperti Depok, Bekasi dan lainnya. (imported case).

Untuk perkembangan warga yang terpapar, kata dr Deni, masih terjadi fluktuatif. Bahkan untuk jumlah konfirmasi positif angkanya cenderung naik setiap harinya, begitupun dengan angka kesembuhan.

Ia menambahkan upaya mempercepat penanganan pandemi melakukan melalui pemeriksaan kesehatan. Mulai dari menggunakan metode tes cepat (rapid test) dan tes usap (swab test) secara masif. Hasil tes juga dipersingkat agar penularan virus corona tidak semakin menyebar. Menurutnya, dengan semakin banyaknya warga yang menjalani tes, akan lebih mudah untuk mendeteksi jika ada warga yang terkonfirmasi positif dan penindakannya.

"Mereka akan menjalani protokol yang telah ditetapkan, baik dirujuk di rumah sakit maupun menjalani karantina mandiri secara ketat di bawah pengawasan tenaga kesehatan. Selain itu, lingkungan sekitar juga akan menyesuaikan dengan lebih memperketat physical distancing antar-warga," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement