Kamis 01 Oct 2020 07:11 WIB

Panen Padi di Aceh, SYL: PPL adalah Kopassus Kementan

Kementan memberikanbantuan saran produksi, pra dan pasca panen ke petani Aceh.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama  Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali (kiri) dan petani menyaksikan tanaman padi siap panen sebelum melakukan panen raya di Desa Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (30/9/2020). Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemerintah mendorong Aceh terus bersinergi bersama  TNI dan Polri fokus pada pembangunan sektor pertanian, mengingat di tengah pandemi COVID-19 perekonomian sektor pertanian mampu tumbuh sekitar 16 persen.
Foto: AMPELSA/ANTARA
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali (kiri) dan petani menyaksikan tanaman padi siap panen sebelum melakukan panen raya di Desa Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (30/9/2020). Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemerintah mendorong Aceh terus bersinergi bersama TNI dan Polri fokus pada pembangunan sektor pertanian, mengingat di tengah pandemi COVID-19 perekonomian sektor pertanian mampu tumbuh sekitar 16 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo rayakan panen padi dilahan program olah tanah gratis seluas 8.000 hektar, di Gampong Tumbo Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar. Aceh Besar merupakan salah satu daerah lumbung pangan yang memiliki lahan padi seluas 29.000 hektare, dengan produktivitas mencapai 7,2 ton per hektare. 

Dalam sambutannya Mentan SYL mengucapkan terima kasih khususnya untuk petugas penyuluh lapangan. “PPL adalah kopasus Kementan, dan saya, Mentan mengucapkan terima kasih,” kata Syahrul dalam keterangan tertulis Kementan, Kamis (1/10).

Dalam kondisi kesulitan dunia, semua sektor melemah, SYL yakin Indonesia akan terus bangkit melalui sektor pertanian. Kinerja ekspor pertanian juga terus meningkat, dan menjadi pertanda sektor terbuka untuk masa depan hanya pertanian.

 “Aceh memiliki potensi bagus, cuaca bagus, tanah bagus, ini modal Aceh menjadi lumbung pangan dan menuju kesejahteraan masyarakat,” tegas Syahrul.

Menurut Bupati Mawardi, pemerintah daerah telah melakukan upaya maksimal untuk mendorong produksi pangan di Aceh Besar yang memiliki 15 saluran irigasi. Dinas Pertanian bersama Kodam melakukan  program pengolahan tanah gratis, dan saat ini telah mulai panen seluas 5.000 hektare dan produktivitas 7,2 ton per hektar.

"Alhamdulilah hasil melimpah dan berhasil. Namun, permasalahan hasil pertanian Aceh saat ini hasil produksinya masih dibawa ke Medan, dan setelah dikemas, dijual kembali ke Aceh. Hal ini disebabkan keterbatasan alsintan RMU," jelasnya.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang ikut hadir menyebut sektor pertanian adalah sektor utama di Aceh. Padi, jagung, ikan dan sayur semua ada di pekarangan, sebutnya. Tahun ini Aceh menargetkan produksi sebesar 12 juta ton GKG. 

“Ini disebabkan tahun 2020 iklim bersahabat, bahkan beberapa hasilnya dipasarkan ke provinsi tetangga,” tutur Nova. Ia berharap hal ini dapat memberikan ketahanan pangan, karenanya Aceh besar membutuhkan dukungan alsintan dari kementan. 

Anggota DPR RI Komisi IV Salim Fahri pun mengapresiasi Mentan SYL karena dalam kondisi pandemi saat ini, Mentan masih bisa hadir ke lapangan. “Mentan selalu bersama rakyat, hari ini dibuktikan di kesibukannya, saya sangat senang sekali,”sebutnya.

Fahri pun mengaku bangga angka pertumbuhan sektor pertanian terus naik dikala sektor lain turun. Sebagai informasi, PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada kuartal II 2020 (q to q) dan bahkan secara tahuban, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen. 

Capaian tersebut ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 9,23 persen. Fahri berharap kementan terus mendukung aceh menjadi lumbung pangan nasional. 

Kinerja ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 8,6 persen atau naik menjadi Rp 36,5 Triliun dibanding periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya Rp 32,6 Triliun. 

“Saya harap semua bergerak bersama memanfaatkan potensi lahan untuk terus memproduksi pangan," kata Suwandi. 

Kementan memberikan bantuan sarana produksi, alat prapanen dan pasca panen serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementan pun memberikan stimulus ke Kabupaten Aceh Besar dengan bantuan ke petani dengan Total bantuan Kementan tahun 2020  sebesar Rp 6,3 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement