Rabu 30 Sep 2020 23:23 WIB

Tips Pasang atau Lepas Alat Kontrasepsi Saat Pandemi

Jika tidak ada kedaruratan untuk melepas atau memasang KB, sebaiknya tunda ke RS.

Petugas kesehatan memasang alat kontrasepsi jenis implant kepada warga akseptor di RSUD Ciracas, Jakarta, Senin (29/6/2020).
Foto: ANTARA /ASPRILLA DWI ADHA
Petugas kesehatan memasang alat kontrasepsi jenis implant kepada warga akseptor di RSUD Ciracas, Jakarta, Senin (29/6/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kebidanan dan kandungan menyarankan agar para ibu memilih fasilitas kesehatan yang tepat sebelum memutuskan untuk memasang atau melepas alat kontrasepsi di tengah pandemi Covid-19. Pilihlah fasilitas kesehatan yang memiliki proteksi pelindungan dan keamanan diri yang baik.

Dr Putri Deva Karimah SpOG dari RS Pondok Indah menyarankan, konsultasi jarak jauh (telemedicine) dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan terlebih dahulu. Dengan begitu, para ibu dapat mengetahui apakah ada keharusan untuk segera memasang, melepas, atau mengganti alat kontrasepsi.

Baca Juga

"Apabila tidak darurat dan harus segera melepas atau memasang KB, sebaiknya ditunda terlebih dahulu," ujar dia kepada Antara melalui surel, Rabu.

Menurut Putri, pemilihan alat kontrasepsi harus disesuaikan dengan kenyamanan setiap pasien. Setiap orang bisa punya pilihan berbeda, mulai dari pil hormonal, spiral hormonal, suntikan kontrasepsi, implan kontrasepsi, spiral, hingga kondom.

Untuk mengetahui metode kontrasepsi yang cocok bagi setiap pasien, menurut Putri, perlu dilakukan konsultasi atau konseling dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Sebab, setiap metode KB memiliki persyaratan atau kriteria yang berbeda.

"Umumnya, dokter akan menanyakan penyakit penyerta yang dimiliki pasien dan melakukan pemeriksaan USG bila diperlukan," ujar dia.

Dari berbagai pilihan, Putri menyarankan pasangan untuk memilih kontrasepsi jangka panjang sehingga tidak perlu sering bepergian ke rumah sakit demi menekan risiko terinfeksi virus corona. Implan atau spiral bisa jadi pertimbangan.

"Apabila memilih KB hormonal, sebaiknya gunakan KB suntik."

Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang juga cocok untuk pasangan yang sulit mengontrol diri dalam berhubungan. Namun, setiap metode kontrasepsi punya batas waktu efektivitas. Dia mencontohkan, implan dan spiral (intra uterine device) disarankan untuk diganti setelah lima hingga tujuh tahun.

"Proses pelepasan dan pemasangan bisa dilakukan langsung selama pasien tidak memiliki keluhan, tidak hamil, dan layak untuk dipasang kembali berdasarkan penilaian dokter spesialis kebidanan dan kandungan."

Ada pula metode kontrasepsi yang bersifat permanen atau seumur hidup, seperti tubektomi (pemotongan saluran telur pada wanita) dan vasektomi (pemotongan dan pengikatan saluran sperma pada pria).

"Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang juga dapat diberikan, namun tentu dalam pengawasan dokter spesialis kebidanan dan kandungan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement