Rabu 30 Sep 2020 23:22 WIB

Tips Jalankan Bisnis di Tengah Persaingan Ketat

Generasi muda yang memulai bisnis bisa mencari dulu gairah dalam berbisnis.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Pebisnis (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Pebisnis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Founder Setchoq, Malik Khidir mengatakan, ada langkah taktis untuk menjalankan bisnis agar berkembang di tengah persaingan ketat. Salah satunya mengasah kemampuan melahirkan inovasi, terutama bagi bisnis-bisnis digital.

Ia mengatakan, inovasi sangat penting dalam bisnis agar bisa terus menjaga eksistensinya dan berkembang. Namun, berinovasi tentu tidak mudah, apalagi mengembangakan inovasi yang tidak cuma bisa diterima tapi dibutuhkan pasar.

Baca Juga

"Kalau menjalankan bisnis terus berinovasi akan dicari orang, dan saat sudah punya nilai bisnis akan membesar sendiri, sementara yang tidak mau berinovasi akan mati," kata Malik dalam webinar Bincang Nasional Muda Membangun Bangsa UGM.

Co-Founder Restoku.id, Ageng Sajiwo menilai, sebenarnya tidak sulit menemukan ide bisnis kreatif dan inovatif. Sebab, semua bisa dengan mengasah kepekaan terhadap sekitar, jeli membaca situasi dan menangkap persoalan masyarakat.

"Sebab, bisnis muncul sebagai solusi atas persoalan. Sering saja cari masalah yang ada di sekitar karena inovasi itu bermula dari persoalan," ujar Ageng.

Ageng berharap, generasi muda tidak takut untuk memulai bisnis. Bahkan, jika gagal saat jalankan bisnis pertama, jangan lekas patah semangat dan segera bangkit karena itu bisa jadi pembelajaran membentuk mental dan pengetahuan.

CEO Analisa Personality Development Center, Analisa Widyaningrum menyarankan, generasi muda yang memulai bisnis bisa mencari dulu gairah dalam berbisnis. Tapi, ia mengingatkan, tanpa usaha dan kerja keras bisnis tidak akan jalan.

Analisa menekankan, setelah mengetahui gairah bisnisnya, perlu pula memahami nilai-nilai dan tujuan dalam berbisnis. Selain itu, perlu konsisten berjuang dan tidak lekas patah semangat jika mengalami kegagalan di tengah perjalanan.

"Harus punya daya pantul terhadap kegagalan. Kalau sekarang merasa gagal, maka coba lagi karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana cara berhasil kalau tidak mengalami kegagalan," kata Analisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement