Rabu 30 Sep 2020 17:23 WIB

Vaksin Covid-19 Moderna Tunjukkan Tanda Berhasil

Respons kekebalan tubuh pada orang dewasa tua mirip dengan orang dewasa muda.

Pesepeda melintas di depan gedung Moderna Inc di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Uji coba vaksin Covid-19 Moderna menunjukkan tanda berhasil pada orang dewasa tua.
Foto: AP Photo/Bill Sikes
Pesepeda melintas di depan gedung Moderna Inc di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Uji coba vaksin Covid-19 Moderna menunjukkan tanda berhasil pada orang dewasa tua.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Hasil dari penelitian keamanan awal kandidat vaksin virus corona dari Moderna Inc pada orang dewasa yang lebih tua menunjukkan pembentukan antibodi penawar virus pada tingkat yang mirip dengan yang terlihat pada orang dewasa yang lebih muda. Dengan efek samping kira-kira setara dengan suntikan vaksin flu dosis tinggi.

Hasil penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine itu menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan pemakaian vaksin pada orang dewasa yang lebih tua. Yakni kelompok yang berisiko tinggi mengalami komplikasi parah akibat Covid-19.

Baca Juga

"Temuan itu meyakinkan karena kekebalan cenderung melemah seiring bertambahnya usia," kata alah satu peneliti utama studi tersebut Evan Anderson dari Emory University di Atlanta Amerika Serikat.

Penelitian ini merupakan perpanjangan dari uji coba keamanan Fase I Moderna, yang pertama kali dilakukan pada individu berusia 18-55 tahun. Penelitian ini menguji dua dosis vaksin Moderna yakni 25 mikrogram dan 100 mikrogram pada 40 orang dewasa kelompok usia 56 hingga 70 tahun dan kelompok usia 71 tahun ke atas.

Secara keseluruhan, tim menemukan, pada orang dewasa yang lebih tua yang menerima dua suntikan dari 100 mikrogram dosis dengan selang waktu 28 hari, vaksin tersebut menghasilkan respons kekebalan kira-kira sejalan dengan yang terlihat pada orang dewasa yang lebih muda.

Moderna sudah menguji dosis yang lebih tinggi dalam uji coba besar Tahap III, tahap terakhir sebelum meminta otorisasi atau persetujuan darurat.

Efek samping, kata Anderson, termasuk sakit kepala, kelelahan, nyeri tubuh, menggigil dan nyeri tempat suntikan, dianggap ringan sampai sedang. Setidaknya dalam dua kasus, relawan mengalami reaksi efek samping yang parah.

Seseorang mengalami demam tingkat tiga, yang diklasifikasikan dengan suhu tubuh 39 derajat Celsius atau lebih, setelah menerima dosis vaksin yang lebih rendah. Kelelahan lainnya berkembang begitu parah sehingga menghambat beraktivitas sehari-hari untuk sementara.

Biasanya, efek samping terjadi segera setelah menerima vaksin dan dapat di atasi dengan cepat. "Ini mirip dengan apa yang dialami banyak orang dewasa yang lebih tua dengan vaksin influenza dosis tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak atau demam," kata Anderson.

Seorang pengembang multimedia senior berusia 65 tahun Norman Hulme di Emory mendapat suntikan dosis yang lebih rendah dari vaksin tersebut. Hulme mengatakan, ia merasa terdorong untuk berpartisipasi dalam uji coba setelah menyaksikan relawan pertama di negara bagian New York dan Washington dapat melawan virus tersebut.

"Saya benar-benar tidak mengalami efek samping sama sekali," kata Hulme, yang dibesarkan di daerah New York.

Hulme mengatakan dia tahu vaksin Moderna menggunakan teknologi baru dan mungkin ada risiko dalam penggunaannya. "Namun, seseorang harus menjadi objek uji coba," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement