Rabu 30 Sep 2020 17:20 WIB

IHSG Berakhir di Zona Merah Tertekan Sentimen Resesi

Pesimisme investor menyeret IHSG ke zona merah.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (30/9). Indeks saham turun 0,19 persen atau kehilangan sembilan poin ke level 4.870,04.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (30/9). Indeks saham turun 0,19 persen atau kehilangan sembilan poin ke level 4.870,04.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (30/9). Indeks saham turun 0,19 persen atau kehilangan sembilan poin ke level 4.870,04. 

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan pelamahan IHSG didorong oleh pesimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi. "Ekonomi Indonesia yang berpotensi resesi menjadi faktor utama pelemahan," kata Lanjar, Rabu (30/9).

Baca Juga

Selain itu, lanjut Lanjar, aksi rebalancing portofolio investor untuk kuartal ketiga turut menekan pergerakan IHSG. Adapun investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp481,83 miliar dengan saham TLKM dan BMRI yang menjadi top net sell value.

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa saham Asia yang berakhir di zona negatif. Indeks Nikkei terkoreksi 1,50 persen, TOPIX dan CSI300 masing-masing turun 1,97 persen dan 0,10 persen.

 

Data indeks pertumbuhan sektor manufaktur China naik melebihi ekspektasi untuk NBS dan turun tipis untuk Caixin. "Data tersebut yang manjadi faktor pelemahan yang tipis pada indeks saham China ditengah pelemahan signifikan indeks saham di Jepang," tutur Lanjar.

Sementara itu, bursa saham Eropa mayoritas dibuka pada zona merah. Di sesi awal perdagangan, indeks Eurostoxx turun 0,51 persen, DAX turun 0,59 persen dan CAC40 terkoreksi 0,36 persen. 

Menurut Lanjar, investor global terus memantau berita tentang vaksin Covid-19 serta pembicaraan di Washington untuk paket stimulus baru yang akan mencapai titik kritis minggu ini. Selain itu Investor terus mencermati hasil debat presiden AS untuk mendapatkan arah kebijakan di negara tersebut nantinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement