Rabu 30 Sep 2020 16:47 WIB

Dinas SDA DKI Grebek Lumpur Seluruh Aliran Air di Jakarta

Juaini yakin proyek ini dapat mencegah luapan air dari kali dan saluran ke permukiman

Alat berat mengeruk sedimen lumpur di saluran penghubung Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (30/9). Pemprov DKI Jakarta mengebut program gerebek lumpur di beberapa saluran mikro, saluran penghubung, kali, sungai dan waduk di DKI Jakarta sebagai antisipasi banjir sekaligus bertujuan meningkatkan kapasitas saluran pada musim hujan tiba, pengerukan tersebut ditargetkan selesai pada akhir bulan Oktober 2020 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Alat berat mengeruk sedimen lumpur di saluran penghubung Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (30/9). Pemprov DKI Jakarta mengebut program gerebek lumpur di beberapa saluran mikro, saluran penghubung, kali, sungai dan waduk di DKI Jakarta sebagai antisipasi banjir sekaligus bertujuan meningkatkan kapasitas saluran pada musim hujan tiba, pengerukan tersebut ditargetkan selesai pada akhir bulan Oktober 2020 mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta melakukan pembersihan lumpur (grebek lumpur) seluruh aliran air di Jakarta. Ini untuk menambah daya tampung tiap saluran untuk menghadapi musim hujan mulai Oktober tahun ini.

"Program ini, tidak hanya menyasar waduk dan polder saja, tapi seluruh aliran air seperti sungai, kali, saluran mikro, saluran penghubung (PHB) dan sebagainya di lima wilayah, kami intensifkan serentak karena musim hujan segera tiba," kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf saat meninjau grebek lumpur di Saluran Kali Baru Barat, Tebet, Jakarta, Rabu (30/9).

Program yang sudah dilakukan sejak Maret 2020 ini di seluruh saluran air, kata Juaini, agar tidak ada luapan di aliran kali, saluran mikro dan aliran penghubung (PHB) ke permukiman warga saat musim hujan terjadi.

"Sejak Maret 2020 dan ditargetkan selesai Desember 2020. Karenanya di tengah pandemi Covid-19 ini, kegiatan kami untuk mengeruk lumpur di seluruh tempat aliran air tidak berkurang. Justru ditingkatkan akibat musim hujan mendekati Jakarta," kata Juaini.

Lebih lanjut, Juaini meyakini proyek ini dapat mencegah luapan air dari kali dan saluran ke permukiman warga karena daya tampung saluran dan kali bertambah seiring pengerukan material sedimentasi oleh petugas.

Dalam pengerukan lumpur di Kali Baru Barat sendiri, Juaini mengerahkan tujuh unit eskavator dan 20 truk untuk mengangkut lumpurnya yang kemudian akan diangkut dan dibuang ke Ancol, Jakarta Utara.

Dia menyebutkan bahwa dana program Grebek Lumpur ini memakai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2020. Dengan mekanisme pengerjaannya memakai sistem swakelola, melalui anggaran pemeliharaan yang ada di dinas maupun di suku dinas (sudin). Adapun nilai anggarannya di setiap sudin bervariasi namun berkisar di angka Rp 80 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement