Rabu 30 Sep 2020 14:30 WIB

Debat Trump dan Biden Saat Pandemi, Siapa Mendominasi?

Berbagai aturan diberlakukan dalam debat perdana Capres AS karena pandemi Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
  Capres petahana Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.
Foto: AP/Patrick Semansky
Capres petahana Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Debat pertama antara Presiden AS Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden tegang sejak awal. Debat juga cepat berubah menjadi serangkaian saling kritik yang kacau dan serangkaian penghinaan dengan masing-masing marah dan menginterupsi satu sama lain. Namun, moderator debat malam Selasa waktu setempat, Chris Wallace mengatakan, Trump lebih mengganggu.

Kedua kandidat bertukar pendapat soal berbagai macam isu mulai dari respons virus corona, perawatan kesehatan, hingga ekonomi. Kedua capres menyoroti kinerja pekerjaan lawan mereka dan bahkan hingga menyeret keluarga mereka ke dalam pertarungan debat di masa pandemi.

Baca Juga

Pakar debat Alan Schroeder menilai, ekspresi ketidakpercayaan Joe Biden mendapatkan hasil yang nyata dalam debat ini. "Biden selalu memiliki bakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dengan ekspresi wajahnya saat lawannya berbicara," ujarnya dikutip laman Aljazirah.

Seperti biasa, Trump dengan sifatnya yang kuat dan arogan mendominasi debat. Dilansir CNN, menurut analis debat, Trump menggertak, menyela, dan membujuk Biden dan moderator Chris Wallace di setiap kesempatan. Tentu, itu akan menguatkan pendukung terkuatnya. Interupsi membuat perdebatan benar-benar tidak bisa ditonton.

Debat Saat Pandemi

Debat perdana capres dilakukan di masa pandemi, di mana AS masih menjadi negara pertama yang tertinggi dalam jumlah kasus maupun kematian akibat SARS-Cov-2. Oleh karena kebutuhan menjaga jarak untuk mencegah penularan virus, ruang podium debat diberi jarak lebih jauh dari biasanya,

Seperti dilansir laman Aljazirah, pakar debat presiden Alan Schroeder mengatakan, debat kali ini membuat sulit kedua capres berada dalam satu bidikan frame. Akibatnya, terlihat lebih banyak layar terpisah.

Sementara itu, juga oleh karena kewaspadaan virus corona, penonton langsung menjadi sedikit pada debat malam ini. Jika ditotal hanya sekitar 80 penonton. Selain staf kampanye, keluarga, dan beberapa wartawan, kampanye tersebut masing-masing mengundang beberapa tamu.

Di antara tamu Trump adalah Alice Marie Johnson, seorang pendukung reformasi peradilan pidana yang diampuni Trump bulan lalu. Kemudian ada pejuang UFC Colby Covington dan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani.

Sementara tamu Biden termasuk Kristin Urquiza, yang kehilangan ayahnya karena Covid-19 pada  Juni dan dia mengkritik Trump di Konvensi Nasional Demokrat bulan lalu. Ada pemilik toko pakaian Ohio, Gurnee Green dan pekerja baja serikat Ohio, James Evanoff Jr.

Sebagai langkah pengamanan Covid-19, Trump dan Biden sepakat untuk tidak berjabat tangan pada awal debat malam ini di Cleveland. Pakar debat kepresidenan Alan Schroeder menunjukkan bahwa pada 1980, juga di Cleveland, Ronald Reagan dan Jimmy Carter setuju sebelumnya untuk membuang jabat tangan pembukaan pada debat mereka, tetapi Reagan melanggar perjanjian, berjalan ke podium Carter dan tetap menjabat tangannya. Itu seperti tanda ia berharap untuk menyingkirkan Carter dari permainannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement