Rabu 30 Sep 2020 13:32 WIB

Tokoh Sayap Kanan Jerman: Imigran Dapat Diracun dengan Gas

Tokoh partai sayap-kanan Jerman Afd menyebut imigran dapat dibunuh dengan gas beracun

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Para imigran tiba di stasiun kereta api di Saalfeld, Jerman tengah. Tokoh partai sayap-kanan Jerman Afd menyebut imigran dapat dibunuh dengan gas beracun. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Jens Meyer
Para imigran tiba di stasiun kereta api di Saalfeld, Jerman tengah. Tokoh partai sayap-kanan Jerman Afd menyebut imigran dapat dibunuh dengan gas beracun. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tokoh partai sayap-kanan Jerman Alternative for Deutschland (AfD) dipecat setelah ada laporan yang menyebutkan ia mengatakan pengungsi dan imigran dapat 'digas' atau dibunuh dengan gas beracun. Christian Lueth sudah menjadi anggota AfD sejak partai itu berdiri tahun 2013.

April lalu ia sudah diskors dari jabatannya sebagai juru bicara AfD di parlemen usai mendeklarasikan diri sebagai orang fasis. Pernyataan yang membuatnya dipecat disampaikan dalam sebuah pembicaraan rahasia dengan influencer sayap-kanan di sebuah bar di Berlin.

Baca Juga

Namun pembicaraan tersebut diam-diam direkam untuk film dokumenter mengenai gerakan sayap-kanan di Jerman dan dirilis pada pekan lalu. Dalam pembicaraan itu, Lueth mengatakan AfD sengaja menggunakan taktik-taktik provokatif.

Ketika ditanya apakah partainya memiliki kepentingan untuk menambah pengungsi dan imigran ke Jerman. "Ya, karena AfD melakukannya lebih baik, kami dapat menembak mereka semua kemudian, bukan masalah sama sekali, atau diracun dengan gas atau apa pun yang Anda mau, sama saja bagi saya," kata Lueth seperti dilansir Aljazirah, Rabu (30/9).

Film dokumenter tersebut tidak mengidentifikasi Lueth tapi namanya dipublikasikan dalam investigasi surat kabar Zeit. Koran Jerman tersebut mengatakan hal itu 'kepentingan khusus publik'. Hingga kini Lueth belum mengeluarkan komentar.

AfD yang menampilkan diri sebagai partai anti-imigran dan pendukung agenda-agenda nasionalis segera menjaga jarak dengan Lueth. Partai yang kini menjadi oposisi terbesar di parlemen itu mengecam komentar Lueth.

"Komentar yang dihubungkan dengan Christian (Lueth) sama sekali tidak bisa diterima dan tidak sesuai dengan tujuan dan kebijakan AfD," kata ketua kelompok parlemen AfD Alexander Gauland.

Aicha yang menolak memberikan nama belakangnya atas alasan keamanan mengakui terkejut dengan pernyataan tersebut. Tapi aktivis organisasi anti-fasis Migrantifa itu tidak heran komentar tersebut keluar dari mulut politikus AfD.

"Saya tidak heran karena kebijakan AfD dan partai politik lainnya yang semakin ke kanan sudah membunuh orang-orang, Nazi kerap menyerang masyarakat dan pemukiman kami," katanya.

Kekerasan kelompok sayap kanan di Jerman semakin menjadi-jadi. Pada musim panas lalu toko-toko milik masyarakat minoritas dibakar. Enam bulan sebelumnya kelompok sayap kanan membunuh sembilan orang di Hanau.

"Saya pikir masyarakat harus mulai melindungi diri mereka sendiri dari ancaman-ancaman ini karena saya pikir negara tidak akan ada untuk memberikan perlindungan, hal itu sudah dibuktikan selama beberapa puluhan tahun terakhir," kata Aicha.

"Sejak orang tua kami tiba di Jerman, kami telah menjadi subjek pembunuhan, degradasi, dan eksploitasi, dan bahkan beberapa dari kami tidak lagi memiliki posisi yang sama di masyarakat, kami melihat orang-orang baru yang mengambil posisi itu di masyarakat," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement