Rabu 30 Sep 2020 12:26 WIB

FBI Peringatkan Supremasi Kulit Putih Ancam Pilpres AS

Supremasi kulit putih menjadi ancaman domestik paling mematikan bagi AS

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Kelompok supremasi kulit putih
Foto: wikipedia
Kelompok supremasi kulit putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa ekstremis domestik termasuk supremasi kulit putih menjadi ancaman bagi pemilihan presiden pada November. Kondisi itu muncul akibat ketegangan politik, kerusuhan sipil, dan kampanye disinformasi asing.

Catatan FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS mengatakan, ancaman ekstremis domestik yang menarget terkait pemilu kemungkinan akan meningkat menjelang pemilu 3 November. Peringatan tersebut sejauh ini sebagian besar tetap bersifat internal.

Baca Juga

Namun, kantor keamanan dalam negeri New Jersey mengambil langkah yang tidak biasa. Lembaga ini secara terbuka menyoroti ancaman tersebut dalam laporan di situs webnya pekan lalu.

"Anda memiliki rumor yang benar-benar tidak pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Dan jika ya, sudah puluhan tahun jika tidak berabad-abad," kata  direktur Kantor Keamanan dan Kesiapsiagaan Dalam Negeri New Jersey, Jared Maples.

Maples mengatakan bahwa lembaganya tidak mengeluarkan penilaian ancaman pra-pemilihan pada 2016, tetapi itu perlu kali ini. "Kami ingin sekutu dan orang-orang kami di seluruh negara bagian menyadari bahwa kami perlu memikirkan hal ini," katanya.

Laporan New Jersey menguraikan tiga kemungkinan skenario untuk pemilihan November nanti. Kemungkinan yang terjadi antara hasil pemilihan yang cepat, proses yang berlarut-larut di mana penentuan pemenang membutuhkan waktu berbulan-bulan, dan pertarungan hukum yang pada akhirnya dibawa ke Mahkamah Agung.

Hasil dari simpulan laporan itu menyatakan, setiap skenario dapat menyebabkan kekerasan ekstremis, dengan kemungkinan konfrontasi mematikan antara pengunjuk rasa dan kekerasan yang ditargetkan terhadap petugas polisi. Para ekstremis kemungkinan besar akan menjadi anarkis, anti-pemerintah, dan bermotivasi rasial.

Protes nasional dalam beberapa bulan terakhir atas keadilan rasial dan kebrutalan polisi sebagian besar berlangsung damai. Namun, beberapa telah menyebabkan konfrontasi dengan kekerasan, termasuk antara faksi ekstremis dari kiri dan kanan.

AS juga bergulat dengan pandemi virus corona, pengangguran yang tinggi, dan pemilihan presiden yang kontroversial dalam iklim politik yang terpolarisasi. Terlebih lagi, Presiden Donald Trump pekan lalu menolak untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilihan dari saingan Demokrat, Joe Biden.

 

Menurut sumber anonim, buletin internal FBI baru-baru ini memperingatkan bahwa ekstremis domestik dengan berbagai ideologi kemungkinan akan menimbulkan ancaman terhadap pemerintah dan pemilihan. Buletin itu pertama kali dilaporkan oleh Yahoo News.

 

Sebuah catatan DHS tertanggal 17 Agustus mengatakan para ekstremis yang didorong secara ideologis dan aktor-aktor lain dapat dengan cepat memobilisasi. Mereka terlibat dalam kekerasan terkait pemilu.

Catatan itu mengatakan bahwa pelaku tunggal supremasi kulit putih dan lainnya dengan ideologi yang dipersonalisasi merupakan ancaman terbesar penyebab kekerasan mematikan. Juru bicara DHS menyatakan departemen telah mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menangani semua bentuk kekerasan ekstremisme, untuk secara khusus memasukkan ancaman yang ditimbulkan oleh pelaku tunggal dan elemen kecil individu.

Pekan lalu, dua pejabat tinggi DHS mengakui dalam dengar pendapat kongres, menyatakan supremasi kulit putih telah menjadi ancaman domestik paling mematikan bagi AS dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh Anti-Defamation League, menyatakan supremasi kulit putih, anti-Semit, anti-pemerintah, dan ideologi terkait terkait dengan 77 persen dari 454 dugaan pembunuhan ekstremis domestik dalam dekade terakhir.

Direktur FBI, Christopher Wray, mengatakan selama sidang kongres awal bulan ini, bahwa lembaganya sedang melakukan penyelidikan terhadap ekstremis domestik yang sadis. Salah satunya adalah kelompok anti-fasis dan bagian terbesar dari investigasi adalah kelompok supremasi kulit putih. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement