Selasa 29 Sep 2020 21:21 WIB

Armenia dan Azerbaijan Kirim Senjata Berat ke Medan Perang

Azerbaijan menyebut Armenia menyerang Fizuli, Jabrayil, Agderedan Terter.

Foto yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Armenia, menunjukkan sebuah tank Azerbaijan yang hancur akibat serangan militer Armenia.
Foto: EPA
Foto yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Armenia, menunjukkan sebuah tank Azerbaijan yang hancur akibat serangan militer Armenia.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pasukan militer Armenia dan Azerbaijan masing-masing menyatakan telah mengirimkan persenjataan berat ke medan pertempuran keduanya di Nagorno-Karabakh, Selasa (29/9). Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pihak lawan telah berusaha memulihkan diri dari kekalahan mereka dengan meluncurkan serangan balasan yang mengarah ke kota Fizuli, Jabrayil, Agderedan Terter.

Dalam keterangannya, kementerian menyebut, pada pagi hari terjadi pertempuran di sekitar Fizuli, dan militer Armenia menyerang wilayah Dashkasan di perbatasan antara kedua negara, yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Nagorno-Karabakh.

Baca Juga

Armenia menyangkal pernyataan lawannya tersebut namun melaporkan terjadi pertempuran pada malam hari. Armenia menyebut, tentara Nagorno-Karabakh menangkal serangan dari beberapa arah sepanjang lokasi kontak senjata.

Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang berada di dalam Azerbaijan namun ditinggali dan dikelola oleh orang-orang Armenia, dan juga disokong oleh Pemerintah Armenia. Kawasan ini terpisah dari Azerbaijan dalam sebuah perang di tahun 1990-an, namun tidak diakui sebagai republik independen oleh negara manapun.

Konflik yang saat ini pecah antara pasukan Armenia dan Azerbaijan, terparah sejak 2016 lalu. Situasi ini memantik perhatian terhadap stabilitas di kawasan Kaukasus Selatan --sebuah koridor yang menyalurkan minyak dan gas ke pasar dunia.

Kedua belah pihak saling menuduh bahwa pihak lawan menggunakan persenjataan berat dalam pertempuran yang telah mengakibatkan sejumlah orang tewas.

Pada Ahad (27/9), Azerbaijan melaporkan kematian lima orang dalam satu keluarga. Sementara pada Selasa ini, Armenia menyebut bahwa seorang anak perempuan berusia sembilan tahun terbunuh dalam penyerangan, dan ibu serta saudara laki-lakinya terluka.

"Armenia tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk menjalin aliansi militer-politik dengan Nagorno-Karabakh," kata Lilit Makunts, seorang anggota parlemen dari aliansi partai berkuasa di Armenia, melalui laman Facebook miliknya.

Langkah apa pun dalam pertempuran Armenia-Azerbaijan dapat menyeret dua negara dengan kekuatan utama di kawasan itu, yakni Rusia dan Turki. Rusia menjalin aliansi pertahanan dengan Armenia, yang menyediakan bantuan vital. Sementara Turki mendukung etnisnya di Azerbaijan.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement