Selasa 29 Sep 2020 12:53 WIB

Yahudi Berjaya Justru Saat Islam Berkuasa Ratusan Tahun

Yahudi justru berjaya ketika Islam berkuasa selama ratusan tahun di Andalusia.

Yahudi justru berjaya ketika Islam berkuasa selama ratusan tahun di Andalusia. Ilustrasi yahudi
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Yahudi justru berjaya ketika Islam berkuasa selama ratusan tahun di Andalusia. Ilustrasi yahudi

REPUBLIKA.CO.ID, Selama hampir 800 tahun, Yahudi menikmati zaman keemasan di wilayah Muslim Andalusia. Kejayaan Yahudi di bawah Islam ditulis banyak penulis Yahudi dan Kristen. Karen Armstrong, dalam bukunya, A History of Jerusalem: One City, Three Faiths (London: Harper Collins Publishers, 1997), menulis "Under Islam, the Jews had enjoyed a golden age in al-Andalus." 

Prof SD Goitein, seorang profesor Yahudi, mengakui bahwa bahasa Ibrani, pemikiran, hukum, dan filsafat Yahudi, disusun berdasarkan pengaruh Arab Muslim.

Baca Juga

"There, under Arab-Muslim influence, Jewish thought and philosophy, and even Jewish law and religious practice were systematized and finally formulated. Even the Hebrew language developed its grammar and vocabulary on the model of the Arab language." (SD Goitein, Jews and Arabs, Their Contacts through the Ages (New York: Schocken Books, 1974). 

Pada saat yang sama, kaum Yahudi menjadi target penindasan kaum Kristen di Eropa. Sebab, secara kolektif Yahudi dianggap bertanggung jawab terhadap penyaliban Jesus.

"Dan seluruh rakyat itu menjawab, 'Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami'." (Matius, 27:25). Yahudi juga di identikkan dengan kekuatan jahat. "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu." (Yohanes, 8:44).

Sikap tokoh-tokoh Gereja berikutnya, merupakan penjabaran dari New Testement ini. Selama ratusan tahun, kaum Yahudi menjadi korban persekusi kaum di Eropa. Misal, pada 17 Juli 1555, hanya dua bulan setelah pengangkatannya, Paus Paulus IV mengeluarkan dokumen (Papal Bull) bernama Cumnimis absurdum, yang menekankan, para pembunuh Kristus, yaitu kaum Yahudi, pada hakikatnya adalah budak dan seharusnya diperlakukan sebagai budak. (Lihat, Encyclopaedia Judaica, Vol. 2; Peter de Rosa, Vicars of Christ: The dark Side of the Papacy, (London: Bantam Press, 1991).

*Naskah potongan karya Dr Adian Husaini, tayang di Harian Republika 2017, berjudul Kisah Yahudi di Turki Utsmani 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement