Senin 28 Sep 2020 20:25 WIB

Dari Mimpi Bisa Berbagi Nasi Gratis

Pemilik pertimbangkan berbagi dan bisa makan bukan untung atau balik modal.

Masakan Padang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Masakan Padang.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Selain Warung Nasi Padang Uni Yesi, di kota Padang terdapat satu lagi warung yang menjual nasi seharga Rp5.000. Berada di Jalan Bawal, Ulak Karang, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, terdapat Warung Nasi Al Ananda yang tiap hari selalu ramai didatangi pembeli.

Warung nasi itu lebih besar, kapasitas tempat duduk untuk makan di sana sekitar belasan orang, dengan gaya lesehan dan duduk biasa. Selain harganya yang murah, warung nasi Al Ananda juga mempersilahkan pembeli memilih menunya sendiri, kecuali nasi diambilkan oleh penjual.

Baca Juga

Menunya pun beragam dan banyak, ada sayur mi goreng, gulai paku dan tempe, ikan balado, petai dan terung balado, sayur anyang, kentang goreng balado, dan ikan goreng lado hijau.

Seorang pembeli Rosita (50), sudah datang sebelum waktu jam makan siang, karena pertama kali mencoba nasi seharga Rp5.000 . Di atas piringnya, Rosita mendapatkan dua bongkah nasi yang masih berasap dari pramusaji, lalu dipersilahkan mengambil menunya sendiri.

"Saya datang ke sini diajak teman, karena mau tahu seperti apa nasi yang dijual Rp5.000 ini, dan rencana mau beli banyak untuk berbagi ke orang-orang," kata Rosita.

Setelah mencoba, ia mengaku nasi dan menunya enak meskipun harganya sangat murah. Menurut Rosita, warung Nasi Al Ananda itu memang tidak menjual nasi murahan, melainkan Nasi Padang enak karena pemiliknya mau berbagi.

Pemilik Warung Al Ananda, Lena Muhammad Nasir (35) menjelaskan, awalnya ia menjual Nasi Padang dengan harga normal yakni mulai Rp12 ribu hingga Rp18 ribu per bungkus.

Lena yang merupakan pengusaha travel umrah itu, merasakan sekali dampak pandemi COVID-19 yang membuat kantor dan tokonya tutup.

"Awal pandemi, kantor perusahaan tutup, toko tutup, mau dipulangkan karyawan juga tidak mungkin, saya kasihan. Lalu, saya berpikir bagaimana menyelamatkan mereka," kata Lena.

Selanjutnya, ia mencoba kegiatan menjahit masker dan membagi-bagikannya kepada warga. Saat itulah, ia melihat pihak lain membagikan nasi gratis.

Sejak itu, ia bermimpi bisa berbagi nasi gratis yang akhirnya terwujud, yakni setiap Jumat berbagi ke masjid-masjid di Kota Padang.

Karena nasi gratis itu tidak bisa setiap hari, ia juga menurunkan harga jual Nasi Padang di warungnya hingga Rp5.000 per bungkus.

Menurutnya, sejak pandemi banyak pengangguran di kota Padang, baik itu dari perusahaan dan pegawai. Ia prihatin dengan kondisi itu, apalagi masyarakat yang kerjanya tidak tetap.

Hal itulah, menjadi salah satu alasan yang membuatnya ingin menjual nasi murah dan enak, bisa dijangkau semua kalangan. "Jika saya mendirikan rumah makan dengan untung besar di masa perekonomian sulit seperti ini, saya rasa itu menzalimi orang lain," katanya.

Lena mengaku tidak pernah menghitung untung dan modal, selain bagaimana bisa berbagi dan bisa makan. Justru setelah membuka warung makan Rp5.000 itu, kata Lena, ia bisa mendirikan pabrik sabun cuci piring, bisa menciptakan koperasi, tenaga kerja bertambah, dan bahkan sekarang akan membuka warung mie ayam dan bakso Rp5.000,

"Intinya, setiap apa yang ditanam itu pasti ada yang lebih yang kita dapatkan," tutupnya.

Lena pun terus menambah lauk-pauk yang mulai habis di etalase warungnya, seiring dengan pembeli yang terus berdatangan mencari Nasi Padang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement