Senin 28 Sep 2020 19:58 WIB

17 Hotel Jabar Siap Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

17 hotel akan jadi tempat isolasi pasien Covid-19 dalam kategori OTG.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan, saat ini ada sekitar 17 hotel di wilayah itu yang sudah siap menjadi tempat isolasi bagi pasien Covid-19 (Foto: ilustrasi hotel tempat isolasi)
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan, saat ini ada sekitar 17 hotel di wilayah itu yang sudah siap menjadi tempat isolasi bagi pasien Covid-19 (Foto: ilustrasi hotel tempat isolasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan, saat ini ada sekitar 17 hotel di wilayah itu yang sudah siap menjadi tempat isolasi bagi pasien Covid-19. Hotel akan jadi tempat isolasi yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).

"Saat ini kami menunggu sosialisasi dari pemerintah. Sudah ada 17 hotel yang siap, mayoritas ada di Bandung sekitar 13 hotel. Kami dan Pemprov Jabar sedang mendata hotel mana saja yang siap menjadi tempat isolasi," kata Ketua PHRI Jabar, Herman Muchtar, seusai rapat mingguan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (28/9).

Baca Juga

Herman menuturkan, untuk jumlah hotel yang bersedia menjadi tempat isolasi bagi pasien COVID-19 naik turun yakni sebelumnya ada 17 hotel lalu naik menjadi 23 dan saat ini turun lagi jadi 17. Pemilik hotel yang menyatakan tidak bersedia tempatnya dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 memiliki sejumlah alasan, mulai dari belum jelasnya pemerintah pusat dan daerah menggunakan jasa mereka sampai desakan masyarakat yang ada di sekitar hotel meminta agar penginapan tersebut tidak dijadikan tempat isolasi.

PHRI Jabar, kata Muchtar, berharap kepada Pemprov agar bisa mengambil langkah lebih cepat dalam penentuan berapa ruang isolasi yang dibutuhkan, dan berapa banyak hotel yang akan dipakai. "Jadi jangan sampai kepastian ini terus diundur karena pihak manajemen perhotelan pun berkejar-kejaran dengan pemesanan dari masyarakat menjelang akhir tahun," kata dia.

Menurut dia, setiap akhir tahun mulai dari November sampai Desember, jumlah okupansi masyarakat yang menginap di hotel akan tumbuh. Saat pemesanan ini menumpuk maka akan lebih sulit melakukan pembatalan menginap bagi konsumen yang telah memesan kamar lebih dulu.

"Kami menunggu kepastian dari pusat karena daerah katanya akan ada rapat lagi. Kepastian ini diharap bisa lebih cepat," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk detail hotel yang siap, PHRI Jabar belum bisa menjabarkannya. Pihaknya mengantisipasi jangan sampai ada pihak yang kemudian menolak penggunaan hotel sebelum ada kepastian dari Pemprov Jabar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement