Senin 28 Sep 2020 18:36 WIB

Baznas Tingkatkan Literasi Bangkit dari Bencana Lewat Buku

Buku ini diharapkan dapat menjadi titik balik untuk semua, terutama bagi para korban

Baznas tingkatkan literasi kebencanaan lewat buku.
Foto: Baznas
Baznas tingkatkan literasi kebencanaan lewat buku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Beasiswa Baznas menggelar acara Bedah Buku “Hikma Ribengo Nu Bala | Hikmah Dibalik Bencana 28-09-18”, sekaligus memperingati dua tahun bencana Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala). Melalui acara ini Baznas berupaya mengajak masyarakat bangkit dari bencana.

Acara dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom dan Live YouTube di Baznas TV, hari Senin (28/9). Acara bedah buku ini dihadiri oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA,CA selaku ketua Baznas dan Wakabayashi takahiro selaku Direktur Informasi dan Pendidikan Kedubes Jepang, Kepala Lembaga Beasiswa Baznas, Sri Nurhidayah SH, M.Si dan para pembedah buku yaitu Rita, S,Pd.SD selaku Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Ibdtida’iyah Swasta (MIS) al Amiin, Wani Donggala, Jamjam Muzaki dari Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Kemendikbud.

Baca Juga

Para peserta yang hadir juga berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan beragam latar pendidikan dan latar pekerjaan. “Akitivitas yang dilakukan oleh Lembaga Beasiswa Baznas di daerah terdampak bencana diantaranya adalah pendampingan sekolah, pascasekolah dibangun baik secara darurat maupun permanen oleh Baznas dan para donatur,” ungkap Kepala Lembaga Beasiswa Baznas, Sri Nurhidayah, dikutip dari laman resmi Baznas.

Buku dengan judul bahasa suku kaili, Sulawesi tengah ini merupakan catatan selama masa pendampingan di MIS Al-Amiin, mulai dari kegiatan assesmen sekolah, pembangunan, hingga ke pendampingan selama satu tahun pascaperesmian bangunan. Program pendampingan yang dilakukan dititik beratkan pada pembuatan display kelas.

“Kami mewakili dari Komite 60 Tahun Indonesia – Jepang sangat senang sekali dapat hadir di acara ini, Indonesia dan Jepang adalah negara yang memiliki kesamaan dengan banyak potensi bencana, oleh karena itu dan kami berharap sekolah ini dapat terus menjadi inspirasi dan tetap bangkit untuk mengambil hikmah di setiap kejadian yang ada,” ujar Direktur Informasi dan Pendidikan Kedubes Jepang, Wakabayashi Takahiro.

Sementara itu, Ketua Baznas RI  Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA,CA juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada komite 60 tahun Indonesia-Jepang yang sudah bekerja sama dalam membangun kembali sekolah yang rusak karena terdampak bencana tersebut, dan mengucapkan selamat kepada MIS al-Amiin atas pencapaiannya yang sudah mendapatkan akreditasi A dari sebelumnya yang berakreditasi C.

Kepala Sekolah MIS Al Amiin, Rita mengatakan MIS Al-Amiin adalah sekolah terdampak tsunami dimana sekolah tersebut tepat berada di bibir pantai. Rita menceritakan bagaimana para siswa tidak bisa belajar dikarenakan semua bangunan rusak.

"Terima kasih atas hadirnya Baznas dan Komite 60 Tahun Indonesia Jepang yang sudah memberikan bantuan lokal permanen serta tim Lembaga Beasiswa Baznas yang sudah berkenan mendampingi sekolah kami sehingga dapat mencapai beberapa pencapaian tersebut dan para guru serta anak didik kami dapat optimal dapat kegiatan belajar mengajar,” katanya.

Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Kemendikbud Jamjam Muzaki juga menyampaikan bahwa yang dilakukan oleh Lembaga Beasiswa Baznas sudah tepat sekali dan sangat mengapresiasi, karena sudah mendampingi sekolah tersebut dan sudah melakukan praktik-praktik baik dalam pendampingan sekolah di daerah pascabencana. Pendampingan display kelas yang dilakukan dapat ditiru dan diaplikasikan bagi lembaga lain yang akan melakukan kegiatan serupa.

Kemudian, para peserta juga sangat aktif dalam kegiatan ini, mereka antusias dengan perkembangan dari para siswa serta menanyakan bagaimana kondisi atau keadaan yang dialami oleh para siswa dari saat terkena bencana sampai sekarang. Seperti disampaikan oleh peserta bernama Agus yang bertanya bagaimana kondisi jasmani dan rohani para siswa sebelum adanya bantuan gedung permanen dan pendampingan dari Baznas.

Buku ini diharapkan dapat menjadi titik balik untuk semua, terutama bagi para korban yang pernah terdampak bencana Pasigala. Bahwa selalu ada hikmah yang dapat diambil dari sebuah bencana. Setiap kejadian akan ada makna yang dapat dioptimalkan untuk bangkit menjadi lebih baik lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement