Senin 28 Sep 2020 17:55 WIB

Program Beli Beri Rumah Zakat Hadirkan Kebahagiaan Petani

Rumah Zakat membeli sayur dari petani dengan harga normal dan diberikan kepada warga

Program Beli dan Beri Rumah Zakat membawa kebahagiaan untuk petani maupun warga.
Foto: Rumah Zakat
Program Beli dan Beri Rumah Zakat membawa kebahagiaan untuk petani maupun warga.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Di tengah pandemi Covid-19, banyak pelaku UMKM termasuk para pedagang sayur buah yang terdampak dalam hal pendapatan dan penjualan yang diakibatkan anjloknya harga jual di pasaran. Namun demi memenuhi kebutuhan keluarga, para pedagang tetap semangat berjualan.

Seperti yang dilakukan oleh Simbah Jemprit yang sudah memasuki usia senja. “Harus semangat Mbak, kondisi jualan buah saya agak sepi sampai-sampai beberapa buah seperti buah pepaya ini yang harusnya dua hari yang lalu sudah laku terjual tapi hari ini masih dijual lagi karena belum laku jadi buahnya agak kurang segar," tutur Mbah Jemprit, beberapa waktu lalu.

Karena itu, untuk membantu pelaku UMKM maka Rumah Zakat membeli sayuran petani dengan harga

normal. “Alhamdulillah dagangan sayur saya dibeli oleh Rumah Zakat. Matur nuwun sanget Rumah Zakat. Mugi barokah programnya," ungkap Darmi, pedagang sayur di Pasar Legi Solo.

Sayur buah, telur asin dan lain-lain yang dibeli dari para pedagang kecil ini kemudian diberikan kepada

para tukang gali kubur. Ucapan syukur berkali-kali diucakan oleh mereka. “Alhamdulillah, matur nuwun Rumah Zakat. Dari kemarin anak saya pengin telur asin. Ini di beri telur asin dan sayur buah serta lain-lain," ungkap Maryono salah satu warga.

photo
Program Beli dan Beri Rumah Zakat bantu petani bertahan di tengah pandemi Covid-19. - (Rumah Zakat)

Tak hanya di Solo, di Probolinggo pandemi yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, memberi

dampak buruk kepada semua sektor termasuk sektor pertanian. Para petani sayur di Desa Berdaya

Kedungrejoso, Kabupaten Probolinggo turut merasakannya.

Harga sayur yang merosot tajam ditambah jarangnya ada tengkulak yang datang untuk membeli hasil sayur mereka otomatis berimbas pada pendapatan petani. "Sering karena sudah nggak ada yang mau beli, terong hasil kebun saya bagi-bagikan ke tetangga yang mau," kata Aminah, petani sayur terong ungu dan hijau.

Lain lagi dengan Rasuk, dirinya mengungkapkan bahwa kadang dia biarkan buah tomat sampai kering

dan berguguran dari pohonnya ketika harga jualnya lebih rendah dari biaya panennya. "Daripada saya semakin rugi dengan keluarkan biaya untuk ongkos angkut dan memetik tomat, saya biarkan aja tomat itu kering dan jatuh sendiri di pohonnya," kata Rasuk.

Atas dasar itulah, Rumah Zakat Action lewat program Beli Beri berinisiatif membeli sayur mereka dengan harga yang pantas. Tercatat 100 kilogram (kg) terong dan 100 kg tomat yang dibeli dan dijadikan 100 paket sayur selanjutnya diberikan kepada warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement