Senin 28 Sep 2020 18:18 WIB

China Luncurkan Satelit Lingkungan dan Manajemen Bencana

Satelit akan memberikan layanan perlindungan, sumber daya alam dan pemeliharaan air.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Satelit pemantau polusi (ilustrasi)
Foto: VOA
Satelit pemantau polusi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meluncurkan dua satellit lingkungan dan manajemen bencana dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan pada Ahad (27/9) pagi. Huanjing-2A (HJ-2A) dan Huanjing-2B (HJ-2B) diluncurkan dari Kompleks Peluncuran LC9 menggunakan roket Long March-4B - Chang Zheng-4B - (Y42).

Dikembangkan oleh China Academy of Space Technology (CAST), dua satelit baru ini akan menggantikan Huanjing-1A dan Huanjing-1B, yang diluncurkan pada 2008. Satelit ini berfungsi untuk memberikan layanan terkait perlindungan lingkungan, sumber daya alam, pemeliharaan air, pertanian, dan kehutanan.

Baca Juga

Kedua satelit tersebut adalah satelit optik 16 meter dengan mobilitas tinggi, kontrol presisi, dan stabilitas, serta kemampuan beradaptasi beban yang kuat dan masa pakai yang lama.

HJ-2A dan HJ-2B memiliki rangkaian instrumen identik yang sama. Ini adalah versi upgrade dari instrumen HJ-1 asli dengan tambahan instrumen koreksi atmosfer.

Selama proses, kedua satelit dillaporkan mampu menyediakan data gambar multispektral 16 meter, hiperspektral 48 meter dan inframerah untuk mendukung pemantauan bencana alam dan pemanfaatan lahan, regulasi dan perlindungan sumber daya air, pemantauan dinamis area tanaman, dan penilaian hasil, serta penyelamatan darurat gempa.

Kedua satelit tersebut didasarkan pada bus platform satelit CAST-2000. Ini adalah platform satelit kompak yang dicirikan oleh kinerja tinggi, kemampuan pengembangan, dan fleksibilitasnya. Ini dilengkapi dengan sub-sistem S-band TT&C, sub-sistem transmisi data X-band, dan stabilisasi sikap 3-sumbu. Ini dapat menawarkan kontrol yang sangat presisi, manuver goyangan jarak besar, manuver orbit yang fleksibel, housekeeping yang sangat terintegrasi, dan catu daya yang sangat efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement