Senin 28 Sep 2020 12:42 WIB

IPO, Saham Agensi BTS Oversubscribed Seribu Kali Lipat

Big Hit telah menetapkan harga sahamnya sebesar Rp 1,755 juta per lembar saham.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Big Hit Entertainment, agensi yang menaungi boyband Korea Selatan, BTS.
Foto: wikimedia.org
Big Hit Entertainment, agensi yang menaungi boyband Korea Selatan, BTS.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perusahaan agensi asal Korea Selatan Big Hit Entertainment segera melantai di pasar modal. Dalam penawaran perdananyanya, saham agensi yang menaungi boyband BTS tersebut telah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 1000 kali lipat.

Big Hit sendri telah menetapkan harga sahamnya sebesar 135 ribu won per lembar saham atau sekitar Rp 1,755 juta (kurs Rp 13 per won). Dari aksi penawaran umum saham perdana (IPO) tersebut, Big Hit akan menghimpun dana sebesar 926,6 miliar won atau setara Rp 11,922 triliun.

Baca Juga

IPO ini akan menjadi yang terbesar di Korea Selatan dalam tiga tahun terakhir. Aksi korporasi ini sekaligus menjadikan pendiri Big Hit Bang Si-hyuk sebagai miliarder di Korea Selatan.

Rencananya Bang akan memiliki lebih dari 40 persen saham agensi musik tersebut sedangkan 25 persen lainnya akan dimiliki oleh perusahaan game Netmarble Corp. Netmarble Corp. sebelumnya telah menginvestasikan dana sebesar 172 juta dolar AS.

Menurut pemberitaan media setempat, debut perdagangan saham Big Hit di Bursa Korea rencananya bakal berlangsung pada 15 Oktober mendatang. Sementara investor ritel baru bisa membeli sahamnya di awal bulan depan.

BTS meraup pendapatan sebesar 170 juta dolar AS pada tahun lalu. Peroleham tersebut menempatkannya di peringkat kelima di antara gelaran konser top dunia, tepat di belakang musisi global Elton John.

Para penggemar garis keras BTS dinilai sebagai potensi besar bagi para investor. Bahkan di masa pandemi ini, konser BTS yang digelar secara online masih mampu menarik lebih dari 750 ribu penonton, dikutip Bloomberg.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi Big Hit untuk go public," kata Sung Jun-won, seorang analis di Shinhan Investment Corp.

"Penjualan album telah meningkat dengan tidak adanya konser, dan BTS berada di pusat popularitas saat ini," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement