Sabtu 26 Sep 2020 17:31 WIB

Pertamina Raih Penghargaan Indonesia CSR-PKBL Award 2020

Pertamina dalam menjalankan program CSR-PKBL berpedoman ISO 26000

Vice President Corporate Social Reponsibility Pertamina Arya Dwi Paramita (kedua kanan) bersama Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Prayitno (kanan) saat meninjau pembuatan telur asin dari penyandang tuna netra di Panti Sosial Bina Netra, Tungu dan Wicara Cahaya Batin, Cawang, Jakarta. Pertamina berhasil meraih penghargaan Best PKBL kategori Mining and Quarrying with Outstanding Program in Quality Education and Training pada ajang Indonesia CSR-PKBL Award 2020 yang diselenggarakan Warta Ekonomi, di Jakarta, Rabu, (23/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Vice President Corporate Social Reponsibility Pertamina Arya Dwi Paramita (kedua kanan) bersama Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Prayitno (kanan) saat meninjau pembuatan telur asin dari penyandang tuna netra di Panti Sosial Bina Netra, Tungu dan Wicara Cahaya Batin, Cawang, Jakarta. Pertamina berhasil meraih penghargaan Best PKBL kategori Mining and Quarrying with Outstanding Program in Quality Education and Training pada ajang Indonesia CSR-PKBL Award 2020 yang diselenggarakan Warta Ekonomi, di Jakarta, Rabu, (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina berhasil meraih penghargaan Best PKBL kategori Mining and Quarrying with Outstanding Program in Quality Education and Training pada ajang Indonesia CSR-PKBL Award 2020 yang diselenggarakan Warta Ekonomi, di Jakarta, Rabu, (23/9).

Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang memiliki kinerja tanggung jawab sosial yang baik dengan mengaplikasikan praktik Triple Bottom Line.  Penyerahan penghargaan dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom oleh Muhammad Ihsan, CEO Warta Ekonomi dan diterima oleh Arya Dwi Paramita, VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) dan disaksikan oleh Fadel Muhammad sebagai Presiden Komisaris dan Founder Warta Ekonomi.

Pada acara ini, Juliari Peter Batubara, Menteri Sosial RI, turut hadir dan memberikan sambutan. Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan keberadaan PKBL yang merupakan tanggung jawab sosial bagi BUMN bukan sekadar wajib dilakukan, tapi dapat juga memberikan dampak positif yang bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

"Selamat dan sukses kepada para pemenang, semoga dengan apresiasi ini para pelaku usaha mampu saling mengingatkan dan memperjuangkan untuk menyelaraskan antara keuntungan, hubungan sosial masyarakat dan keberlanjutan lingkungan," ujar Juliari. 

Juliari menambahkan, program CSR dan PKBL yang ada sejatinya dapat disinergikan dengan program pemerintah khususnya program-program pemberdayaan sosial dan program penuntasan kemiskinan. "Pemerintah dengan senang hati dan antusias untuk melakukan diskusi bersama serta melakukan sinergi dan kolaborasi CSR," imbuhnya. 

VP CSR dan SMEPP Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina selalu berpedoman pada ISO 26000 dengan memperhatikan aspek inklusif dan kolaboratif untuk mencapai target kemandirian masyarakat serta mendukung Pemerintah didalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

"Dalam menjalankan program CSR ini Pertamina menerapkan 4 pilar strategis yakni pendidikan, kesehatan,  lingkungan dan pemberdayaan ekonomi," ujar Arya. 

Menurut Arya, Pertamina memiliki berbagai program pendidikan yang  difokuskan di wilayah-wilayah terpencil, seperti di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia yaitu Sekolah Tapal Batas di Pulau Sebatik dan program Melek Baca Tulis untuk warga Suku Anak Dalam di Jambi. Keduanya merupakan program unggulan pendidikan yang berada di sekitar wilayah operasi Pertamina.

"Saat ini Pertamina juga sedang menjalankan program Kampuspreneur, untuk mengajak kalangan universitas untuk bisa menjadi entrepreneur muda sehingga bisa bersama-sama bangkit dari pandemi covid ini," imbuhnya. 

Pertamina, tambah Arya, terus menjalankan program CSR dan PKBL di berbagai wilayah dalam rangka pencapaian target SDGs untuk peningkatan kualitas pendidikan yang inklusif serta memberikan kesempatan belajar yang sama termasuk bagi anak-anak disabilitas dan anak-anak di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement