Sabtu 26 Sep 2020 05:10 WIB

AHY: Kita Berada di Tepi Resesi

AHY mengungkapkan keberhasilan era SBY keluar dari krisis 2008.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti persoalan ekonomi yang muncul akibat Covid-19. AHY mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sekitar 8 persen dari yang semula 2,97 persen di kuartal I, menjadi minus 5,32 persen di kuartal II. Ia memperdiksi kondisi serupa juga akan terjadi pada kuartal III tahun 2020 ini

"Sementara, pada kuartal III ini, kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi, masih negatif. Ini berarti, kita berada di tepi jurang resesi," kata AHY dalam pidatonya yang disiarkan di salah satu stasiun televisi nasional yang dikutip Republika.co.id, Jumat (25/9).

Baca Juga

AHY menuturkan, sejumlah sektor utama juga turut mengalami kontraksi, seperti industri, perdagangan, konstruksi, pertambangan, dan lini lainnya. Menurutnya hal tersebut diprediksi dapat meningkatkan jumlah pengangguran saat ini. "Diprediksi, terjadi gelombang pengangguran baru, sebesar 5 juta jiwa, menambah angka pengangguran, hingga 12,7 juta jiwa," ujarnya.

Situasi ini, kata AHY,  juga akan berimplikasi, pada meningkatnya angka kemiskinan, dan juga ketimpangan sosial, di tengah masyarakat.

AHY kemudian membandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 dengan krisis ekonomi yang terjadi karena Covid-19. Meskipun penyebabnya berbeda, namun AHY melihat keduanya memiliki dampak yang sama yaitu terjadinya krisis ekonomi global.

"Di bawah kepemimpinan Presiden SBY, dan Partai Demokrat, sebagai the ruling party, kita bersama-sama, bisa keluar dari krisis itu. Saya meyakini, keluarnya Indonesia dari krisis ekonomi global tahun 2008, adalah karena bersatunya kita untuk mengatasi krisis itu bersama-sama," ungkapnya.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut meyakini bahwa Indonesia bisa melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, untuk mengatasi tekanan ekonomi akibat pandemi, AHY memandang perlunya upaya yang konseptual, sistematis, dan nyata, untuk memulihkan perekonomian Indonesia.

"Kelumpuhan ekonomi yang kita rasakan hari ini, harus segera dihidupkan kembali agar ancaman resesi yang dalam, dan berkepanjangan, dapat dicegah. Pertumbuhan dapat ditingkatkan lagi, lapangan pekerjaan dapat diciptakan lebih banyak, kemiskinan dapat dicegah, untuk tidak makin memburuk, serta dunia usaha, termasuk UMKM, dapat digerakkan kembali," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement