Sabtu 26 Sep 2020 05:25 WIB

Uji Coba Vaksin Ekperimental Covid-19 China Picu Kekebalan

Vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi asal China, Clover diuji ke monyet

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Uji coba vaksin covid-19. Ilustrasi
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Uji coba vaksin covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Vaksin ekperimental untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China, Clover Biopharmaceuticals menunjukkan hasil yang aman. Para peneliti mengatakan bahwa produk mampu memicu respons kekebalan saat diuji terhadap hewan. 

Dilansir Times Live, hasil penelitian yang dilakukan pada monyet menunjukkan efek positif setelah Clover Biopharmaciess memulai uji coba pada manusia tahap awal di Australia pada Juni. Kandidat vaksin ekperimental ini diketahui menggunakan adjuvan, bahan yang dapat meningkatkan respons imun, dari GlaxoSmithKline (GSK) Inggris dan Dynavax Technologies yang berbasis di Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga

Para peneliti di Clover dan lembaga China lainnya dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Kamis (24/9) lalu mengatakan sebanyak dua dosis kandidat dengan tingkat antibodi yang diinduksi adjuvan GSK pada monyet lebih tinggi, dibandingkan yang terlihat dalam darah pasien yang pulih dari Covid-19. Tingkat antibodi yang dipicu oleh dua dosis vaksin dengan adjuvan Dynavax, ditambah tawas, serupa dengan yang diamati pada serum pasien yang telah pulih. 

Adjuvan dapat mengurangi jumlah antigen, zat yang memicu respons imun, yang dibutuhkan dalam setiap dosis vaksin, memungkinkan produsen membuat lebih banyak dosis. Kandidat, yang disebut S-Trimmer, tidak menyebabkan efek peningkatan penyakit saat diuji pada monyet, skenario di mana kekebalan yang dihasilkan vaksin memperburuk penyakit, bahkan justru mencegah subjek jatuh sakit. 

Hewan yang divaksinasi tampaknya terlindungi dari penurunan berat badan, demam, dan kerusakan organ ketika dihadapkan pada virus setelah inokulasi. Hingga saat inielum ada kandidat vaksin yang terbukti efektif dan aman untuk melindungi manusia dari virus corona jenis baru, tetapi setidaknya sembilan kandidat berada dalam tahap akhir uji klinis untuk menguji kemanjuran dan keamanannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement