Jumat 25 Sep 2020 21:43 WIB

New Energy Nexus Luncurkan Hackathon Pertama di Indonesia

Event ini terbuka bagi tiap individu yang mempunyai solusi berbasis energi pintar.

New Energy Nexus Indonesia, [Re]energize Indonesia, meluncurkan hackathon pertama di Indonesia dengan tema energi pintar dan terbarukan.
Foto: dokpri
New Energy Nexus Indonesia, [Re]energize Indonesia, meluncurkan hackathon pertama di Indonesia dengan tema energi pintar dan terbarukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- New Energy Nexus Indonesia, [Re]energize Indonesia, meluncurkan hackathon pertama di Indonesia dengan tema energi pintar dan terbarukan. Acara ini dirancang khusus untuk mengidentifikasi inovasi-inovasi energi pintar dan terbarukan demi membantu Indonesia beradaptasi dengan masa depan. 

Hackathon online ini terbuka bagi tiap individu maupun tim yang mempunyai solusi berbasis energi pintar dan terbarukan untuk menyelesaikan masalah di bidang kesehatan dan produktivitas masyarakat.  

Selain menjalankan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional, New Energy Nexus Indonesia juga mendukung realisasi kontribusi energi terbarukan yang direncanakan pemerintah sebesar 23 persen pada 2025. Acara ini turut didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 

Direktur Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Ir Hariyanto menyampaikan bahwa, Indonesia membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model bisnis energi terbarukan yang dapat diimplementasikan di Tanah Air. 

"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 atau setara dengan 834 juta ton. Sektor emisi sendiri menyumbang sekitar 50 persen atau 314 juta ton, salah satu upaya (penurunannya) melalui pemanfaatan energi tebarukan. Investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut,” ujarnya pada Konferensi Pers Hackathon oleh New Energy Nexus Indonesia, Kamis (24/9).

Hariyanto berharap, peran pemuda bisa meningkatkan kepedulian dan pengetahuan melalui pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di masa mendatang. "Target bahwa pemerintah harus menurunkan emisi, bisa menjadi kesempatan, bagi hackathon untuk menjadi langkah rekomendasi terkait model bisnis EBTKE yang lahir dari pemuda Indonesia, start up, maupun pengusaha. Mereka juga bisa mulai melibatkan diri untuk menguraikan solusi EBTKE," ujarnya.

Selaras dengan itu, New Energy Nexus Indonesia melalui program Hackathon [RE]energize Indonesia membuat ajang perlombaan untuk mencari maupun menggali ide dan inovasi mengenai energi baru dan terbarukan dari anak-anak muda Indonesia. "Kami memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi berupa dukungan kepada wirausaha dan start up untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia," ujar Direktur Program New Energy Nexus Indonesia, Diyanto Imam.

Ia juga berharap program Hackathon [RE]energize Indonesia dapat mengidentifikasi dan mendukung solusi yang tidak hanya dapat mengatasi emisi gas rumah kaca. Namun juga menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas maupun peluang ekonomi bagi jutaan penduduk Indonesia. "Kami memastikan program dan inisiatif dari New Energy Nexus Indonesia juga searah dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 melalui penciptaan dan pengembangan start up energi terbarukan," ujarnya.

Manajer Program dari New Energy Nexus Indonesia, Aditya Mulya,  menjelaskan, pendaftaran secara daring dibuka mulai 24 September 2020 hingga tanggal 10 Oktober 2020.

"Salah satu persyaratan terpentingnya adalah pendaftar harus mengajukan proposal yang mendemonstrasikan solusi, inovasi, atau ide yang dapat memecahkan permasalahan secara relevan dengan salah satu challenge areas kami, yakni kesehatan masyarakat dan sanitasi, serta produktivitas. Sepuluh tim yang terseleksi akan mempresentasikan solusinya pada Demo Day dan mendapatkan bimbingan dari enam ahli di bidangnya untuk menajamkan inovasi yang mereka usung. Dalam penilaian, kami akan dibantu oleh lima orang juri dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk dari jaringan internasional kami. Salah satunya adalah Bapak Sudirman Said, Sekretaris Jenderal dari Palang Merah Indonesia," kata Aditya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement