Sabtu 26 Sep 2020 01:52 WIB

720 Panel Surya Hiasi Atap Bandara Soetta per 1 Oktober

Melalui PLTS atap diharapkan bisa menghemat tagihan listrik bulanan di bandara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
 Bandara Soekarno-Hatta mulai bulan ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). Saat ini operasional PLTS tersebut dalam rangka uji coba dan akan beroperasi penuh rencananya pada 1 Oktober 2020.
Foto: Angkasa Pura II
Bandara Soekarno-Hatta mulai bulan ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). Saat ini operasional PLTS tersebut dalam rangka uji coba dan akan beroperasi penuh rencananya pada 1 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 720 panel surya dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp) atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap akan menghiasi atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten mulai 1 Oktober 2020.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengapresiasi langkah yang diambil PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai bagian dari dukungan terhadap program energi bersih yang bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT) sekaligus efisiensi pemakaian listrik.

Baca Juga

"Pemasangan PLTS atap secara masif di berbagai fasilitas publik merupakan aksi konkret dalam merealisasikan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap. Apa yang dilakukan Angkasa Pura II dan PTBA dengan dukungan BUMN lainnya merupakan kolaborasi yang sangat progresif dalam mendukung energi bersih berkelanjutan. PTBA yang awalnya merupakan perusahaan batubara, kini bertransformasi menjadi penyedia energi dan turut aktif mendukung gerakan energi bersih. Ini merupakan transformasi di sektor energi yang sangat positif," kata Agung di Jakarta, Jumat (25/9).

Ia menambahkan kehadiran PLTSatap ini dapat menghemat tagihan listrik bulanan Bandara Soetta. "Ini juga akan menghemat tagihan listrik, listriknya juga bisa 'impor-ekspor' dengan PLN," ujarnya.

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi surya secara masif. Hingga semester I 2020, tercatat kapasitas PLTS atap terpasang sekitar 11,5 MW dari 2.346 pelanggan PLN.

Pemerintah menargetkan porsi bauran energi baru terbarukan bisa mencapai 23 persen pada 2025. "Untuk mencapai target EBT 23 persen tahun 2025, berbagai langkah kita lakukan paralel. Termasuk penyempurnaan regulasi terkait harga EBT agar investasinya jadi lebih menarik," tambah Agung.

Sementara itu, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan keberadaan PLTS sebagai sumber energi listrik merupakan pintu masuk bagi pemanfaatan EBT berikutnya dalam mengusung konsep green airport di Bandara Soekarno-Hatta.

"EBT sudah selayaknya mendapat tempat di sektor kebandarudaraan nasional dan Angkasa Pura II memulai ini di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Harapannya, apa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat mendorong bandara lain juga mengadopsi EBT melalui PLTS," ungkapnya.

Pengoperasian PLTS di kawasan Bandara Soekarno-Hatta ini juga sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam percepatan pengembangan dan pemanfaatan energi surya di BUMN. "Kami akan membahas mengenai kemungkinan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan Angkasa Pura II," ungkap Awaluddin.

PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PTBA yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama. Pengoperasian PLTS dijalankan oleh PTBA secara langsung.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arivin menambahkan PLTS ini merupakan wujud dan komitmen sinergi BUMN dalam pengembangan EBT. "Kami harap kerja sama dan sinergi seperti ini bisa terus terjalin dan ditingkatkan ke depannya," katanya.

Ia juga menambahkan PTBA selalu siap bekerja sama untuk mendukung penerapan green airport dan mengembangkan PLTS-PLTS di bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II.

PTBA terus berupaya melakukan diversifikasi bisnis di luar batubara sesuai visi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang ramah lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement