Jumat 25 Sep 2020 18:01 WIB

Wiesenthal, Legenda Pemburu Nazi Itu Akrab dengan Mossad

Simon Wiesenthal terungkap pernah bekerja kepada Mossad Israel.

Simon Wiesenthal, tokoh pemburu Nazi pembunuh Yahudi yang fenomenal.
Foto: Dok Istimewa
Simon Wiesenthal, tokoh pemburu Nazi pembunuh Yahudi yang fenomenal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Adalah Simon Wiesenthal. Dia dikenal sebagai legenda Yahudi pemburu penjahat perang Nazi Jerman.

Buku berjudul Simon Wiesenthal: Hidup dan Legenda itu diterbitkan di New York mengungkap keterlibatannya dengan dinas intelijen Israel, Mossad.  Keterlibatan mantan tahanan kamp konsentrasi Nazi Jerman itu disampaikan tiga orang yang diwawancara dalam buku tersebut.

Baca Juga

Mereka juga menyebutkan peran Wiesenthal dalam kegiatan intelijen bersama Mossad serta memberikan masukan kepada pemerintah Israel, terutama dalam masalah penjahat perang Nazi. Salah satu perannya adalah menangkap Adolf Eichmann 1960-an di Argentina. “Buku ini mendorong kami untuk berpikir lebih sederhana akan sebuah sejarah,” kata Tom Segev, pengarang buku itu.

Segev, yang juga kolumnis di surat kabar Israel, Hareetz, sebelumnya telah mengarang sejumlah buku, terutama yang menyangkut sejarah Israel. Segev mengaku dirinya memperoleh akses yang luas untuk memperoleh beragam informasi yang dimiliki mendiang Wiesenthal dari Paulinka Kreiberg, anak Wiesenthal.

Setelah membaca sejumlah informasi yang dimiliki Wiesenthal, Segev menemukan beberapa nama yang tidak dikenalnya, termasuk ditemukannya bukti bahwa mereka adalah agen Mossad. Segev segera mewawancarai ketiganya, dua nama di antaranya dicantumkan Segev dalam buku tersebut.

Semasa hidupnya, Segev bekerja sebagai karyawan di Departemen Politik Kementerian Luar Negeri Israel sebelum bergabung dengan Mossad. Dinas intelijen itu kemudian menempatkan Wiesenthal di Wina 1960, menggajinya setiap bulan, dan memberinya paspor Israel. Saat itu, Wiesenthal memperoleh nama samaran Theocrat.

Dalam buku itu juga disebutkan, tugas utama Wiesenthal adalah mencari tempat persembunyian para buron Nazi seperti Eichmann, salah satu arsitek pembantaian di kamp konsentrasi, mengawasi aktivitas neo Nazi, dan mengumpulkan informasi soal mantan anggota Nazi di sejumlah negara Arab.

Wiesenthal juga berperan besar saat melakukan penangkapan Eichmann di Austria  pada 1948. Namun, di buku itu juga disebutkan cerita seorang agen Mossad yang membocorkan rahasia penangkapan itu dan rencana kemerdekaan Israel di sebuah bar ketika dalam keadaan mabuk hingga membuat operasi itu gagal.

Operasi penangkapan itu dipimpin Asher ben Natan, yang belakangan menjadi Dubes Israel di Jerman. Operasi yang sebelumnya dirahasiakan itu akhirnya diperbolehkan untuk dipublikasikan setelah Segev mengaku telah memperoleh izin dari dinas militer Israel.

Keterlibatan Wiesenthal dalam penangkapan Eichmann pada 1960 sebenarnya masih tidak jelas. Isser Harel, mantan pimpinan Mossad, pernah menyebutkan mantan pemburu penjahat Nazi itu tidak layak memperoleh penghargaan.

Namun, dalam buku itu disebutkan, pada 1953 Wiesenthal pernah memberitahu Mossad dan menyebutkan Eichmann bersembunyi di Argentina. 

Keberhasilan Mossad menangkap Eichmann merupakan langkah besar dalam menyelesaikan masalah pembantaian warga Yahudi semasa Perang Dunia ke-2. Eichmann dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman gantung di Israel pada 1962. 

Namun, Wiesenthal yang dikenal cukup kontroversial, kabarnya menolak hukuman itu. Pasalnya, Eichmann diyakini masih memiliki banyak informasi yang dibutuhkan Mossad dan kesaksiannya sangat penting di masa mendatang. Wiesenthal sendiri wafat 2005 lalu di Wina dalam usia 95 tahun.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement