Jumat 25 Sep 2020 08:32 WIB

Setelah Tiga Hari Terpuruk, Harga Emas Menguat

Penguatan harga emas didorong oleh melemahnya dolar AS.

Pekerja menata perhiasan emas yang dijual di Cikini Gold Center, Jakarta, Senin (27/7). Harga emas berjangka berbalik arah pada akhir perdagangan Kamis (24/9), setelah mencatat kerugian tiga hari berturut-turut. Penguatan harga emas didorong melemahnya dolar AS dan sentimen kebijakan moneter oleh Federal Reserve (Fed).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menata perhiasan emas yang dijual di Cikini Gold Center, Jakarta, Senin (27/7). Harga emas berjangka berbalik arah pada akhir perdagangan Kamis (24/9), setelah mencatat kerugian tiga hari berturut-turut. Penguatan harga emas didorong melemahnya dolar AS dan sentimen kebijakan moneter oleh Federal Reserve (Fed).

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka berbalik arah pada akhir perdagangan Kamis (24/9), setelah mencatat kerugian tiga hari berturut-turut. Penguatan harga emas didorong melemahnya dolar AS dan sentimen kebijakan moneter oleh Federal Reserve (Fed).

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 8,5 dolar AS atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 1.876,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (23/9) harga emas berjangka anjlok 39,2 dolar AS atau 2,05 persen menjadi 1.868,40 dolar AS per troi ons.

Baca Juga

Setelah turun dalam tiga sesi terakhir, emas menemukan dukungan karena short-covering menyusul kondisi oversold. Analis pasar berpendapat bahwa penurunan harga emas baru-baru ini ke level terendah dua bulan telah meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.

“The Fed terus memberi tahu kami bahwa mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan segala sesuatu tidak terjadi secara buruk, dan itu tentunya merupakan katalisator untuk berpikir bahwa akan ada lebih banyak akomodasi, yang dapat meningkatkan emas,” Kepala Strategi Komoditas TD Securities, kata Bart Melek.

Pejabat Fed telah menegaskan kembali kebijakan suku bunga rendah mereka sampai pasar tenaga kerja pulih atau inflasi naik menjadi dua persen.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen setelah menyentuh level tertinggi dua bulan di awal sesi.

Ada asumsi luas di pasar keuangan bahwa Kongres AS tidak akan memberikan stimulus ekonomi lebih lanjut setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, yang membebani emas, kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis pada Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal meningkat secara tak terduga menjadi lebih buruk dari yang diperkirakan. Klaim pengangguran naik 4.000 jadi 870.000 dalam pekan yang berakhir 19 September.

Harga emas telah turun sekitar 10 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada Agustus karena ekspektasi stimulus lebih lanjut dari pemerintah memudar ketika Kongres AS menemui jalan buntu. Namun para analis pasar memperkirakan prospek bullish jangka menengah untuk emas atas kekhawatiran atas pemilihan Amerika Serikat.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 9,1 sen atau 0,39 persen menjadi ditutup pada 23,196 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun lima dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 838 dolar AS per ons.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement