Kamis 24 Sep 2020 09:42 WIB

Wapres Sampaikan Tiga Tantangan Ini di Konbes NU

Salah satu tantangan yang diutarakan Wapres untuk Konbes NU adalah teknologi digital.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Wapres Sampaikan Tiga Tantangan Ini di Konbes NU. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Wapres Sampaikan Tiga Tantangan Ini di Konbes NU. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan tiga pesan yang menjadi tantangan bagi Nahdlatul Ulama (NU) di forum Konferensi Besar (Konbes) 2020 NU yang digelar secara virtual, Rabu (23/9). Tantangan pertama ialah penguasaan teknologi digital dalam bentuk media sosial dan lainnya sebagai alat dakwah masa kini dan masa depan.

"Sistem dakwah melalui teknologi digital akan lebih efektif karena memungkinkan masyarakat untuk menyimak dakwah kapan saja dan di mana saja. Waktunya pun lebih fleksibel terutama untuk generasi milenial dan generasi Z," tutur dia.

Baca Juga

Menurut Ma'ruf, meski sistem dakwah melalui teknologi digital dapat menjadi alternatif dakwah konvensional, saat ini NU masih terlalu sedikit dalam menggunakan metode dakwah dengan teknologi digital.

Tantangan kedua, adalah pentingnya membangun gerakan ekonomi warga NU karena sektor ekonomi belum optimal dijalankan secara organisasi. Selama ini yang dilakukan NU sebatas pertemuan. Berbagai keputusan terkait itu belum ditindaklanjuti dalam bentuk program dan agenda yang lebih riil.

"Bahkan bisa dikatakan bahwa sampai saat ini NU kurang responsif terhadap perkembangan ekonomi padahal potensi dan jaringan yang dimiliki NU dalam bidang ini sangat besar," katanya.

Tantangan ketiga, ialah pengembangan bidang pendidikan baik diniyah ataupun pendidikan umum termasuk pesantren dan pendidikan tinggi. Selain penguatan akidah dan syariah, lembaga pendidikan NU juga harus menyiapkan SDM yang berkualitas, menguasai teknologi dan inovatif. "Inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan saat ini," ucapnya.

Maruf mengungkapkan, inovasi jauh lebih bernilai dibandingkan sumber daya alam. Sumber daya alam bisa habis tetapi inovasi tidak terbatas. Karena itu, NU melalui lembaga pendidikannya harus menjadikan inovasi sebagai basis utama dalam pengembangan sumber daya manusia.

Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, lanjut Maruf, diperlukan konsistensi dan kesungguhan para pengurus NU di setiap jenjang organisasi. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat pusat inovasi sebagai bentuk percontohan di berbagai wilayah atau cabang. Nantinya ini bisa diadaptasi dan direplikasi oleh daerah-daerah lain.

Dalam konteks ini, Maruf menambahkan, juga harus disiapkan para pelaku perubahannya atau orang yang siap menjalankan program itu. "Dengan cara seperti ini, NU sebagai organisasi akan terus diberkahi oleh Allah SWT karena mampu membuat program yang manfaatnya riil bisa dirasakan oleh umat secara berkelanjutan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement