Kamis 24 Sep 2020 05:50 WIB

Rezeki Sulit Saat Pandemi? Baca Doa yang Ada di Alquran Ini

Agar mendapatkan rezeki di masa pandemi, umat Islam dianjurkan membaca doa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Rezeki Sulit Saat Pandemi? Baca Doa yang Ada di Alquran Ini. Foto: Berdoa (Ilustrasi)
Foto: onislam.net
Rezeki Sulit Saat Pandemi? Baca Doa yang Ada di Alquran Ini. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan orang pasti berharap bisa mendapatkan rezeki yang banyak dan berkah. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19, yang telah menimbulkan dampak besar terhadap sektor perekonomian.

Agar tetap mendapatkan rizki di tengah pendemi, umat Islam harus terus berusaha dan bisa berdoa. Salah satu doa meminta rezeki yang dapat dibaca umat Islam adalah doa yang terdapat dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 114.

Berikut doanya:

اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Allahumma Robbanaa anzil ‘alainaa ma‐idatan minas samaa‐i takunu lanaa ‘idan lii awwalinaa wa akhirinaa wa aayatan minka warzuqnaa wa anta khoirur rooziqin

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS.Al-Ma'idah [5]:114)

Doa tersebut merupakan doa Nabi Isa ketika ditantang oleh para pengikutnya yang menginginkan bukti konkret atas kemukjizatan yang dimiliki oleh seorang rasul. Umat Islqm yang mendambakan limpahan rezeki dapat memperbanyak membaca doa ini dalam setiap kesempatan.

Berdasarkan tafsir Tahlili terbitan Alquran Kementerian Agama, dalam ayat 114 surat Al-Maidah itu diterangkan bahwa Nabi Isa setelah mengetahui maksud baik dari kaum Hawariyyin dalam permohonan mereka yaitu bahwa mereka tidak meragukan kekuasaan Allah, melainkan karena mereka ingin lebih yakin dan memperoleh keimanan yang lebih kuat serta ketenteraman hati, maka Nabi Isa mengabulkan permohonan mereka untuk bedoa kepada Allah agar menurunkan hidangan untuk mereka.

Nabi Isa memulai doanya itu dengan ucapan "Allahumma Rabbana”. Sedangkan kata-kata tersebut mengandung pengertian sifat-sifat keagungan-Nya, yaitu: ketuhanan, kekuasaan, hikmah dan kebijaksanaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya sebagai Penguasa, Pendidik, Pemelihara dan Pemberi nikmat.

Kemudian Isa melanjutkan doanya dengan permohonan agar Allah menurunkan untuk mereka hidangan dari langit. Nabi Isa mengharapkan agar hari ketika hidangan itu turun akan menjadi hari raya bagi mereka dan generasi mereka selanjutnya. Hal ini juga akan menjadi tanda atau bukti bagi kekuasaan Allah.  

Nabi Isa mengakhiri doanya dengan ucapan, “Berilah kami rezeki, karena Engkau adalah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.” Hal yang perlu kita perhatikan dalam ayat ini ialah bahwa Nabi Isa dalam doanya lebih dahulu menyebutkan faedah rohaniah yang akan diperoleh bila Allah mengabulkan doanya, kemudian baru disebutkan faedahnya dari segi jasmaniah.

Faedah rohaniah ialah turunnya hidangan itu akan merupakan hari yang amat penting dalam kehidupan umatnya, dan akan mereka jadikan hari raya, di mana mereka akan selalu mengenang rahmat Allah, dan mereka akan mengagungkan kebesaran kekuasaan-Nya.

Hal ini akan menambah keyakinan mereka, dan akan memperkokoh keimanan kepada Allah. Adapun faedah jasmaniah ialah makanan itu akan merupakan rezeki yang akan menghilangkan rasa lapar dan mengembalikan kesegaran dan kekuatan jasmani mereka.

Lain halnya kaum Hawariyyin ketika mereka mengemukakan permintaan itu kepada Isa. Mereka mendahulukan penyebutan faedah jasmaniah, dan sesudah itu barulah menyebutkan faedah rohaniahnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan susunan doanya itu, Nabi Isa mengajarkan kepada umatnya, agar mereka lebih mengutamakan segi-segi mental rohaniah daripada segi-segi fisik materiil jasmaniah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement