Kamis 24 Sep 2020 03:20 WIB

J&J Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Tahap Akhir

Johnson & Johnson pada Rabu (23/9) melakukan uji coba vaksin Covid-19

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Christiyaningsih
Johnson & Johnson pada Rabu (23/9) melakukan uji coba vaksin Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Johnson & Johnson pada Rabu (23/9) melakukan uji coba vaksin Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Johnson & Johnson pada Rabu (23/9) melakukan uji coba vaksin Covid-19 suntikan tunggal pada 60 ribu sukarelawan. Suntikan tunggal ini diklaim berpotensi menyederhanakan distribusi dosis dibandingkan dengan suntikan ganda.

Kepala Petugas Ilmiah J&J, Dr. Paul Stoffels, mengatakan J&J mengharapkan hasil uji coba fase ketiga ini dapat dirilis pada akhir tahun atau awal tahun depan. J&J menerbitkan protokol studi terperinci untuk uji coba fase 3 ini.

Baca Juga

J&J bahkan bergabung dengan tiga pembuat vaksin lain yang telah membuat dan melampirkan rencana studi dalam beberapa pekan terakhir, setelah seruan untuk meningkatkan transparansi dalam uji coba.

Stoffels mengatakan uji coba fase 3 ini dimulai setelah melihat hasil positif dari uji coba 1 dan 2 di Amerika dan Belgia. Dia menegaskan keamanan dan tingkat perlindungan dalam penelitian tersebut setara dengan apa yang terlihat dalam penelitian hewan perusahaan. Dia juga menyebut hasil menunjukkan dosis tunggal dapat menawarkan perlindungan yang cukup untuk waktu yang lama.

Uji coba tahap akhir J&J rencananya akan digunakan di 215 situs di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Chile, Kolombia, Meksiko, dan Peru. Perusahaan berencana untuk memproduksi sebanyak 1 miliar dosis pada 2021 dan lebih banyak lagi setelah itu, kata Stoffels.

Tujuan dari uji coba ini adalah untuk menguji apakah vaksin dapat mencegah Covid-19 sedang hingga parah setelah satu dosis. Uji coba ini juga akan melihat apakah vaksin dapat mencegah penyakit serius yang memerlukan intervensi medis dan mencegah kasus yang lebih ringan dari virus.

Stoffels belum dapat memastikan seberapa cepat perusahaan bisa mendapatkan persetujuan regulasi. Namun J&J berencana untuk memproduksi dosis sebelum disahkan sehingga bisa mulai didistribusikan dengan cepat.

“Manfaat vaksin sekali pakai berpotensi besar dalam hal kampanye imunisasi massal dan pengendalian pandemi global,” kata Dr. Dan Barouch, peneliti vaksin Harvard yang membantu merancang vaksin Covid-19 J&J dalam sebuah wawancara telepon yang dikutip di Reuters, Rabu (23/9).

"Berita besar. Banyak perusahaan hebat melihat hasil yang luar biasa. FDA (Food and Drugs Administration) harus bergerak cepat," kata Presiden AS Donald Trump dalam tweet-nya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement