Rabu 23 Sep 2020 09:45 WIB

Jokowi Tekankan Akses Setara Vaksin Covid-19 di Sidang PBB

Jokowi menyebut vaksin sebagai game changer pandemi Covid-19

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk ditayangkan dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/HO/Setpres-Lukas
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk ditayangkan dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan kesamaan akses bagi semua negara dunia terhadap pemenuhan vaksin Covid-19. Dalam pidatonya di sidang majelis umum PBB, Rabu (23/9) pagi, Jokowi menekankan pentingnya peran vaksin sebagai 'game changer' pandemi. Saat vaksin mulai diproduksi dan didistribusikan kepada masyarakat, saat itulah roda ekonomi baru benar-benar bisa pulih. 

"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau," ujar Jokowi melalui video 'taping' yang disiarkan dalam sidang majelis umum PBB. 

Baca Juga

Indonesia sendiri juga berusaha memproduksi vaksinnya sendiri melalui riset yang dilakukan Lembaga Biologi Molukeler Eijkman. Namun demi mendapat pasokan vaksin yang lebih cepat, sejumlah kerja sama pun dilakukan dengan negara-negara produsen vaksin lainnya. 

Kerja sama yang dijalin antara lain, Bio Farma dan Sinovac dari China yang saat ini sudah masuk uji klinis tahap ketiga. Diharapkan, awal 2021 nanti vaksin pabrikan lokal ini bisa diproduksi massal. Kemudian ada Kalbe Farma dengan Genexine asal Korea Selatan. Vaksin yang ditargetkan masuk uji klinis tahap kedua pada akhir 2020 ini berjuluk 'GX-19'.

Selain itu, Kimia Farma bekerja sama dengan Group42, perusahaan riset berbasis di Abu Dhabi untuk membuat vaksin. Riset vaksin bersama Group42 ini juga menggandeng Sinopharm, sebuah pabrikan produk farmasi asal China. Pemerintah juga masih menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement