Rabu 23 Sep 2020 06:16 WIB

Gencarkan Riset, Balitbangtan Kerja Sama dengan Industri

Kolaborasi dengan masyarakat insutri sehingga pendanaan riset tak bergantung negara

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pertanian (Balitbangtan), menyatakan akan menggencarkan produk hasil riset yang bisa diimplementasikan langsung oleh industri.
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pertanian (Balitbangtan), menyatakan akan menggencarkan produk hasil riset yang bisa diimplementasikan langsung oleh industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pertanian (Balitbangtan), menyatakan akan menggencarkan produk hasil riset yang bisa diimplementasikan langsung oleh industri. Namun, hal itu membutuhkan kerja sama dengan masyarakat industri karena tak dapat menggunakan biaya dari APBN.

"Kita bukan hanya melayani kepentingan publik berupa masyarakat petani, tetapi juga harus membanjiri produk industri dengan hasil riset," kata Sekretaris Badan Litbang Kementerian Pertanian, Haris Syahbuddin, dalam Siaran Pers diterima Republika, Rabu (23/9).

Menurut Haris, masyarakat petani harus dilayani karena pembiayaan Litbang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, juga tidak meninggalkan industri karena Indonesia juga berhadapan dengan banjirnya industri dari mancanegara.

"Kita harus membanjiri pasar dengan karya inovasi Litbang, hanya dengan cara itu nama Litbang akan dikenal sehingga perannya diperhitungkan. Industri nasional juga akan bangkit," kata Haris.

Tentu, kata Haris, riset untuk membanjiri industri tidak dapat menggunakan biaya dari APBN. "Kuncinya adalah kolaborasi dengan masyarakat industri sehingga pendanaan tidak bergantung pada negara. Hanya dengan cara itu riset menjadi berkelanjutan," kata Haris.

Ia mengatakan, penelitian saat ini mengarah ke model riset inovatif dan kolaboratif.  

"Kita petakan semua inovasi bangsa. Mana hasil riset yang domain publik dan mana domain industri. Selama ini semuanya telah tersedia, tetapi masih terpencar-pencar di balai-balai," kata Haris.

Balitbangtan, kata dia, bahkan harus siap jika proposal dan hasil riset diuji kelayakannya oleh lembaga riset pemerintah lain bahkan oleh anggota dewan.

"Paradigma berpikirnya berbeda, sehingga kita tahu ketika inovasi tersebut dilihat dari sudut pandang berbeda. Dari sisi mereka, produk mana yang dibutuhkan rakyat banyak dan yang dibutuhkan industri tentu berbeda," kata Haris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement