Selasa 22 Sep 2020 20:16 WIB

Meski Pandemi, Ekspor Produk Halal Diyakini Masih Bergeliat

Pemerintah dinilai bisa meningkatkan ekspor makanan halal.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Meski Pandemi, Ekspor Produk Halal Diyakini Masih Bergeliat. Chairman IHLC Sapta Nirwandar
Foto: Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC)
Meski Pandemi, Ekspor Produk Halal Diyakini Masih Bergeliat. Chairman IHLC Sapta Nirwandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pemerintah akan mendorong ekspor produk halal terutama ke negara-negara di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Senada dengan pemerintah, pengamat juga menilai ekspor produk halal masih bisa bergeliat meski di masa pandemi.

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar mengatakan Indonesia memang memiliki kemampuan dalam industri produk halal. Ia meyakini ekspor produk halal terutama ke negara OKI masih bisa ditingkatkan.

Baca Juga

"Kita punya buku report (laporan) sebelum pandemi ada lima sektor yang prospek untuk ekspor. Ada food, tekstil, kosmetik, farmasi dan satunya memang sekarang agak susah yaitu pariwisata halal karena kita belum bisa mengundang orang datang," ujar Sapta, Selasa (22/9).

Sapta menuturkan, makanan menjadi satu komoditas produk halal yang bisa didorong untuk ditingkatkan ekspornya. "Makanan halal itu termasuk yang punya kemampuan besar untuk ekspor, menurut saya banyak peluangnya. Kemudian yang besar peluangnya juga ada produk farmasi yang termasuk obat herbal," ujarnya.

Pemerintah disebutnya juga harus melakukan berbagai langkah untuk mendukung pelaku usaha produk halal agar bisa ekspor. Dukungan tersebut bisa berupa insentif, fasilitas informasi, dan jaringan untuk ekspor produk.

"Harus memberikan dukungan, seperti insentif supaya bisa lancar dan fasilitas informasi untuk ekspor agar ekspornya betul ke tempat yang tepat. Pemerintah kan juga ounya jaringan perdagangan melalui mitra di luar negeri kan bisa. Tentunya soal izin, perpajakan juga harus diperhatikan," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement