Selasa 22 Sep 2020 14:15 WIB

Dokter, Perawat, dan Bidan Diimbau Tetap Semangat

IDI terus mengimbau para petugas kesehatan yang berjuang di tengah pandemi Covid-19.

Petugas medis (kanan) merawat pasien di ruang rawat isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah-Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (14/9/2020). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh menyatakan paramedis yang bertugas dalam penanganan pasien COVID-19 di Aceh belum mendapatkan dana insentif dari Pemerintah.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Petugas medis (kanan) merawat pasien di ruang rawat isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah-Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (14/9/2020). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh menyatakan paramedis yang bertugas dalam penanganan pasien COVID-19 di Aceh belum mendapatkan dana insentif dari Pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau seluruh tenaga kesehatan di Tanah Air agar tetap semangat dalam melayani dan mengobati masyarakat serta melawan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Hingga Senin (21/9), IDI mencatat 117 dokter meninggal dalam penanganan Covid-19.

"Kami tahu pekerjaan kalian semua sangat berat dan berisiko, tapi saudara kita yang terinfeksi sangat berharap pula bantuan kita," kata Ketua Umum PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (22/9).

Baca Juga

Oleh karena itu, lanjut dia, IDI terus mengimbau para petugas kesehatan yang berjuang dan berada di garda terdepan sebagai benteng terakhir supaya tetap semangat, ikhlas dan mengutamakan rasa kemanusiaan yang tinggi dalam merawat masyarakat. Meskipun pekerjaan tenaga kesehatan memiliki risiko yang besar dan berhadapan langsung dengan tantangan nyawa, PB IDI tetap menegaskan keselamatan dan prinsip kehati-hatian harus dikedepankan saat bertugas.

"Patuhilah segala ketentuan yang ada, pakailah APD dengan benar supaya aman, jauhi kegiatan yang mungkin bisa menularkan Covid-19," kata Daeng.

Senada dengan itu, Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah mengatakan pada 1870 organisasi keperawatan dunia pernah mengatakan, bahwa perlu 150 tahun bagi dunia untuk melihat kebaikan perawat.

"Pas 150 tahun, Tuhan menunjukkan inilah momentum teman sejawat membuktikan kebaikan pada dunia dengan memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat," kata dia.

Pada kesempatan itu, ia juga berpesan dan memohon kepada masyarakat agar bisa menjaga diri dan kesehatan masing-masing di samping perawat tetap memberikan layanan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP Ikatan Bidan Indonesia Dr Ade Jubaedah yaitu mengimbau bidan di seluruh Tanah Air agar tetap bekerja dengan semangat dan menerapkan protokol kesehatan secara baik sesuai anjuran pemerintah.

"Masyarakat harus tetap menjaga imunitas, memakai masker apabila ke luar rumah, mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan hindari kerumunan," katanya.

Sebelumnya, PB IDI mencatat 117 dokter meninggal dunia yang dilaporkan usai menangani kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) hingga Senin (21/9). Tak hanya terkonfirmasi positif Covid-19, nyawa para tenaga medis ini tidak bisa diselamatkan saat masih berstatus suspek (PDP).

"Sebanyak 117 dokter di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19 meski ada sebagian yang berstatus PDP. Tetapi semuanya dirawat/dimakamkan (sesuai standar) Covid-19," ujar Humas PB IDI Halik Malik saat dihubungi Republika, Senin (21/9).

Ia menyebutkan, 117 dokter ini terdiri dari 53 orang dokter spesialis, dua dokter residen, dan 62 dokter umum. Sebelumnya, staf khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting, menyatakan jumlah dokter meninggal di Indonesia menjadi yang terbanyak di Asia.

photo
Pasien berbohong ke dokter (ilustrasi) - (republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement