Selasa 22 Sep 2020 09:36 WIB

Kemendag Ajak Promosikan Kopi Arabika Gayo ke Pasar Global

Kopi Arabiuka Gayo salah satu kopi IG yang rasa dan ciri khasnya telah mendunia

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menunjukan aplikasi pemasaran produk kopi arabika dan robusta gayo yang dijual secara daring (online) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (9/8/2020). Selain memasarkan produk dengan cara tatap muka, para pelaku UMKM juga menjual berbagai hasil usaha dengan cara online sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19.
Foto: IRWANSYAH PUTRA//ANTARA
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menunjukan aplikasi pemasaran produk kopi arabika dan robusta gayo yang dijual secara daring (online) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (9/8/2020). Selain memasarkan produk dengan cara tatap muka, para pelaku UMKM juga menjual berbagai hasil usaha dengan cara online sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengajak berbagai pihak mempromosikan produk Indikasi Geografis (IG) seperti kopi Arabika Gayo di pasar global, khususnya Uni Eropa. Menurutnya, kolaborasi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan diperlukan demi meningkatkan ekspor kopi di tengah tekanan krisis global.

Hal itu disampaikannya saat membuka acara Indonesia Coffee Week dan Coffee Tasting of Gayo Arabica Coffee yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Senin (21/9). “Indonesia Coffee Week merupakan upaya bersama dalam mempromosikan dan meningkatkan kesadaran terhadap IG sebagai komponen penting meningkatkan ekspor melalui branding dan pemasaran produk,”ujar Agus. 

Ia menjelaskan, IG merupakan ciri khas produk di wilayah tertentu yang memperlihatkan kualitas, reputasi, atau karakteristik daerah asal produk serta memiliki faktor lingkungan geografis produk. “Ciri-ciri tersebut meliputi faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang atau produk yang dihasilkan,” tuturnya. 

Agus melanjutkan, Indonesia dan Uni Eropa telah memperkuat kerja sama ekonomi melalui ARISE Plus Indonesia. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan daya saing ekspor dan integrasi Indonesia dalam rantai nilai global. 

Saat ini, Indonesia dan Uni Eropa dalam proses negosiasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Salah satu kesepakatannya yakni pertukaran registrasi produk IG sertamembuka jalan bagi pengakuan produk IG Indonesia di Uni Eropa dan sebaliknya. 

“Produk IG Indonesia merupakan pembawa identitas bangsa Indonesia di pasar Eropa. Kopi Arabika Gayo merupakan produk IG Indonesia pertama yang diakui Eropa sejak 2017. Diharapkan dengan finalisasi IEU-CEPA ini berbagai jenis kopi dan produk IG lainnya dapat diakui serta dilindungi di pasar Uni Eropa,” jelas dia. 

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darusalam Vincent Piket menambahkan, perlindungan IG merupakan hal penting, baik secara ekonomi maupun budaya. Hal ini dapat membantu menciptakan nilai bagi masyarakat lokal melalui produk yang berakar kuat pada tradisi, budaya, dan geografi. 

“Uni Eropa bangga memiliki sistem IG yang kuat dan mendukung perlindungan IG di Indonesia. Kedua pihak telah bertukar daftar IG yang akan tertuang dalam IEU CEPA setelah negosiasi selesai,” katanya. 

Senada dengan hal itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengungkapkan, produk IG berpotensi menjadi kontributor utama kinerja ekspor nasional. Maka diperlukan kesiapan data dan informasi lengkap sebagai faktor kunci sebelum melakukan promosi produk. 

Pengelolaan informasi produk IG, menurutnya, sangat penting dan akan memudahkan pengambilan keputusan terkait promosi dan pemasaran, serta dalam menjalin kemitraan dengan pihak ketiga. “Indonesia Coffee Week yang berlangsung pada 17 sampai 25 September 2020 dapat dimanfaatkan untuk 

mempromosikan kopi Indonesia. Diharapkan juga perwakilan perdagangan Eropa dapat memberi perhatian terhadap produk IG Indonesia, termasuk kopi Arabika Gayo, sehingga dapat menembus pasar global,” ujar Kasan. 

Plt Sekretaris Daerah Aceh Tengah Arslan Abdul Wahab menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kemendag dan Uni Eropa yang telah membantu mempromosikan kopi Arabika Gayo sebagai IG Indonesia sehingga diakui di Eropa. “Diharapkan kerja sama ini terus berlanjut dan menghasilkan kontrak dagang serta dapat menyejarterakan eksportir dan petani kopi gayo di Aceh Tengah,” tuturnya pada kesempatan serupa. 

Ia menjelaskan, kopi Arabika Gayo merupakan salah satu kopi IG yang memiliki rasa dan ciri khas rasa yang telah dikenal dunia. Pada 2017, melalui bantuan dengan EU-Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF, 2011—2016) kopi gayo mendapatkan status Protected Geographical Indications (PGI) dari Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement