Selasa 22 Sep 2020 03:17 WIB

Bioskop Rasa Corona, Ah... Nikmati Saja

Corona mengubah 'rasa' menonton film di bioskop.

Nora Azizah
Foto: istimewa
Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nora Azizah*

Pandemi membuat kita harus mengubah beberapa kebiasaan, termasuk nonton film.  Kita tak lagi merasakan antri beli tiket nonton. Atau, sekadar cicip popcorn dan coca cola.

Corona mengubah cara kita menikmati film. Bila sebelumnya layar lebar memanjakan mata kita dengan audio super canggihnya. Kini, nonton film kian akrab digenggaman tangan, layar laptop, atau televisi pintar.

Tapi, apa mau dikata. Nonton film tetap jadi hiburan yang sulit tergantikan. Meski harus berpindah dari layar lebar ke ponsel, yang penting bisa nonton.

Berubahnya cara menonton di masa pandemi juga membuat industri film turut putar otak. Bagaimana tidak, mulai dari film yang berhenti proses produksi hingga gagal rilis harus mereka hadapi.

Suka atau tidak, film-film yang sebelumnya diputar di bioskop harus mundur perilisannya. Tetapi tak sedikit film yang terpaksa nongol di aplikasi streaming.

Film-film ini seolah 'turun kasta'. Bila sebelumnya box office jadi acuan untuk memuja sebuah karya sineas. Kini, aplikasi semacam Netflix hingga Amazon Prime seakan-akan memegang kendali.

Yah, mau gimana lagi. Hari gini, siapa sih yang tidak berlangganan Netflix? Seperti kata bos Netflix, Reed Hastings, 'Televisi linear akan terus turun, dan televisi internet akan terus naik'.

Mungkin, ini juga yang akan berlaku pada cara kita nonton di bioskop. Dari layar lebar akan turun ke layar ponsel.

Kalau dipikir-pikir, menonton film di aplikasi streaming memang jauh lebih murah. Kita hanya perlu langganan sebagai member dengan membayar satu kali saja dalam sebulan.

Uang yang dibayar pun tak mahal. Hanya puluhan hingga ratusan ribu rupiah per bulan. Dengan jumlah itu, kita bisa nonton film baru sampai film-film lama sekalipun. Bisa diputar berulang kali.

Bila ingin merasakan nonton bioskop di rumah, perangkat home teater bisa dibeli. Tak sedikit pula televisi pintar berlayar super besar cukup banyak dijual dengan promo menarik. Tapi, benarkah akan terus begini?

Gedung bioskop apa benar akan mati? Seperti bioskop-bioskop 'layar tancep' era 80-an yang mati dilahap teknologi. Apakah pandemi justru jadi gerbang beralihnya bisnis di industri film?

Entahlah. Yang jelas, pengalaman pergi menonton di bioskop tetap tak bisa tergantikan. Apalagi bila menikmati film yang memang digarap khusus untuk layar bioskop, mustahil bisa dialihkan.

Kita mungkin akan tetap langganan Netflix, tapi hiburan ke bioskop mungkin tetap perlu ada. Karena, hanya di bioskop kita bisa berbagi layar dengan orang tak dikenal tapi memiliki selera yang sama. Seperti pergi ke stadion menonton bola.

Bioskop rasa corona... begini ternyata. Meski rindu antri beli tiket, atau sekedar icip popcorn dan coca cola, nikmati saja…

*) Penulis adalah jurnalis Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement