Senin 21 Sep 2020 12:26 WIB

Dokumen FinCen Ungkap Aliran Dana Gelap Bank Besar Global

Dokumen berisi informasi tentang transaksi senilai lebih dari 2 triliun dolar AS.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolandha
Beberapa bank global memindahkan dana dengan jumlah besar yang diduga ilegal selama hampir dua dekade. Terdapat tanda-tanda bahaya mengenai asal usul uang tersebut. Laporan ini disampaikan BuzzFeed dan media lain pada Ahad (20/9), mengutip dokumen rahasia yang diserahkan bank kepada pemerintah Amerika Serikat (AS).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Beberapa bank global memindahkan dana dengan jumlah besar yang diduga ilegal selama hampir dua dekade. Terdapat tanda-tanda bahaya mengenai asal usul uang tersebut. Laporan ini disampaikan BuzzFeed dan media lain pada Ahad (20/9), mengutip dokumen rahasia yang diserahkan bank kepada pemerintah Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa bank global memindahkan dana dengan jumlah besar yang diduga ilegal selama hampir dua dekade. Terdapat tanda-tanda bahaya mengenai asal usul uang tersebut. Laporan ini disampaikan BuzzFeed dan media lain pada Ahad (20/9), mengutip dokumen rahasia yang diserahkan bank kepada pemerintah Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir Reuters, Senin (21/9), laporan media tersebut berdasarkan pada bocoran laporan aktivitas mencurigakan (suspicious activity reports/SARs) yang diajukan oleh perbankan dan perusahaan keuangan lainnya ke Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (FinCen) Departemen Keuangan AS.

Baca Juga

Dalam laporan yang diperoleh BuzzFeed News, terdapat lebih dari 2.100 SAR. Laporan ini juga sudah dibagikan dengan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) dan organisasi media lain. ICI sendiri sudah mencoba menganalisis data ini selama 16 bulan.

Secara keseluruhan, ICIJ melaporkan, file tersebut berisikan informasi tentang transaksi senilai lebih dari 2 triliun dolar AS antara 1999 hingga 2017. Ini ditandai oleh departemen kepatuhan internal lembaga keuangan sebagai aktivitas mencurigakan.

SAR sendiri belum tentu merupakan bukti kesalahan. SAR menyediakan intelijen kunci untuk menghentikan pencucian uang dan kejahatan lain. ICIJ melaporkan, dokumen yang bocor adalah sebagian kecil dari laporan yang diajukan ke FinCEN.

Lima bank global yang paling sering muncul dalam dokumen adalah HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co, Deutsche Bank AG, Standard Chartered Plc dan Bank of New York Mellon Corp.

Laporan media pada Ahad ini melukiskan gambaran dari sebuah sistem yang kekurangan sumber daya, memungkinkan sejumlah besar dana gelap masuk melalui sistem perbankan.

Bank memiliki waktu maksimal 60 hari untuk mengajukan SAR setelah tanggal deteksi awal dari transaksi yang dapat dilaporkan, menurut Kantor Pengawas Mata Uang Departemen Keuangan. Laporan ICIJ mengatakan, dalam beberapa kasus, bank gagal melaporkan transaksi yang dicurigai sampai bertahun-tahun setelah mereka memprosesnya.

SAR juga menunjukkan, bank sering memindahkan dana untuk perusahaan yang terdaftar di negara haven seperti British Virgin Island dan tidak diketahui pemilik akhir dari akun tersebut. Staf di bank besar sering menggunakan pencarian Google untuk mengetahui siapa yang berada di balik transaksi besar, katanya.

Salah satu transaksi yang disorot laporan tersebut adalah dana yang diproses oleh JPMorgan untuk individu dan perusahaan yang berpotensi korup di Venezuela, Ukraina dan Malaysia. Selain itu, ada uang dari skema Ponzi yang dikirim melalui HSBC dan uang terkait dengan miliarder Ukraina yang diproses oleh Deutsche Bank.

Kepala eksekutif kelompok perdagangan Institute of International Finance Tim Adams berharap, temuan ini dapat memacu tindakan segera dari pembuat kebijakan untuk memberlakukan reformasi yang dibutuhkan.

"Sebagaimana dicatat dalam laporan, dampak kejahatan keuangan tidak hanya dirasakan di sektor keuangan. Hal ini menimbulkan ancaman besar bagi masyarakat secara keseluruhan," katanya.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, HSBC mengatakan, semua informasi yang diberikan oleh ICIJ bersifat historis. Pada 2012, bank tersebut mengatakan, HSBC memulai perjalanan multi tahun untuk merombak kemampuannya dalam memerangi kejahatan keuangan di lebih dari 60 yurisdiksi.

Melalui sebuah pernyataan, Standard Chartered menyebutkan, pihaknya mengambil tanggung jawab untuk memerangi kejahatan keuangan dengan sangat serius dan telah berinvestasi secara substansial dalam program kepatuhan mereka.

Sedangkan, BNY Mellon tidak dapat memberikan komentar secara spesifik. "Kami sepenuhnya mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dan membantu otoritas dalam pekerjaan penting yang mereka lakukan," ujarnya.

JPMorgan mengatakan, mereka memiliki ribuan orang dan ratusan juta dolar yang didedikasikan untuk pekerjaan penting. "Kami telah memainkan peran kepemimpinan dalam reformasi anti pencucian uang," kata bank itu dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah pernyataan, Deutsche Bank mengatakan, ICIJ telah melaporkan sejumlah masalah bersejarah. "Kami telah mencurahkan sumber daya yang signifikan untuk memperkuat kontrol kami dan kami sangat fokus untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajiban kami," ujar bank itu.

Di situs webnya, FinCen mengatakan, mereka telah  mengetahui bahwa berbagai media berencana menerbitkan serangkaian artikel berdasarkan SAR yang diungkapkan. "Pengungkapan SAR adalah sebuah kejahatan yang dapat mempengaruhi keamanan nasional Amerika," tulisnya.

Sedangkan, Perwakilan Departemen Keuangan AS menolak berkomentar terhadap pernyataan FinCen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement