Ahad 20 Sep 2020 17:06 WIB

Mendikbud Bantah Rencana Menghapus Pelajaran Sejarah

Nadiem menegaskan tak pernah ada keinginan atau rencana menghapus pelajaran sejarah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Mendikbud Nadiem Makarim
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Mendikbud Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membantah informasi yang mengatakan Kemendikbud berencana menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum. Nadiem menegaskan, tidak pernah ada keinginan atau rencana menghapus mata pelajaran sejarah.

"Saya ingin mengklarifikasi beberapa hal karena saya terkejut betapa cepat informasi tidak benar menyebar mengenai isu mata pelajaran sejarah. Saya ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan atau regulasi atau perencanaan penghapusan sejarah di kurikulum nasional," ujar Nadiem dalam klarifikasinya melalui Youtube resmi Kemendikbud RI, Ahad (20/9).

Baca Juga

Nadiem mengatakan, isu ini muncul setelah beredarnya presentasi internal tentang permutasi penyederhanaan kurikulum. Nadiem mengakui, memang banyak usulan versi penyederhanaan kurikulum yang sedang melalui FGD maupun uji publik, namun kesemua itu belum final.

Ia juga memastikan, penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai 2022. Sementara, pada 2021, sekalipun akan dilakukan prototype, hanya di sekolah penggerak yang terpilih dan bukan dalam skala nasional. "Jadi sekali lagi tidak ada kebijakan apapun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah," ujar Nadiem.

Nadiem mengatakan, hal lain yang mengganggunya dari informasi tersebut adalah banyak orang yang mempertanyakan komitmennya terhadap sejarah kebangsaan Indonesia. Nadiem menegaskan, sejak ia dilantik sebagai menteri, komitmennya adalah memajukan pendidkan sejarah. "Padahal misi saya adalah untuk memajukan pendidikan sejarah agar kembali relevan dan menarik untuk anak anak kita," ujarnya.

Apalagi, Nadiem mengaku berasal dari keluarga yang juga seorang tokoh perjuangan kemerdekaan RI 1945. Begitu juga, ayah ibunya yang menurutnya sebagai aktivis nasional.

"Anak-anak saya tidak akan tahu akan melangkah masa depan tanpa tau dimana mereka datang, misi saya sebagai menteri malah kebalikan dari isu yang timbul. Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal relevan untuk generasi muda," ungkapnya.

Sebelumnya, beredar informasi tentang rencana kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pada pelajaran (mapel) sejarah dalam kurikulum terbaru untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemendikbud, disebut berencana menghapus mapel sejarah bagi siswa-siswi di SMK dan dijadikan sebagai mapel pilihan di SMA. 

 

Fauziah Mursid

Cek Typo

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement