Ahad 20 Sep 2020 16:18 WIB

Kasus Covid-19 Tertinggi di Kementerian, Ini Kata Kemenkes

Pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Kemenkes memiliki risiko penularan yang tinggi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menjelaskan mengenai data yang menyebutkan Kemenkes memiliki sebaran kasus SARS-CoV2 (Covid-19) tertinggi dibandingkan kementerian lainnya. Menurut Yuri, hal itu lantaran pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Kemenkes memiliki risiko penularan yang tinggi. 

Ia mengatakan banyak pegawainya tertular virus corona saat berada di luar kantor saat melakukan pekerjaan dengan risiko tinggi. "Jadi, semua pegawai telah bekerja dan berupaya. Hanya memang risiko dan bebannya yang luar biasa," ujar Yuri saat dihubungi Republika, Ahad (20/9).

Baca Juga

Menurut Yuri, pegawai yang terpapar Covd-19 merupakan mereka yang bertugas di bagian kantor kesehatan pelabuhan (KKP), Wisma Atlet Pademangan, dan rumah sakit (RS) Darurat Wisma Atlet. Mereka melakukan melakukan tes swab ribuan orang setiap hari. 

Bahkan, ia menyebutkan, petugas di laboratorium memang tidak bertemu langsung dengan pasien Covid-19, tetapi mereka justru yang memeriksa virusnya. Karena itu, ia menolak label klaster pada Kemenkes. 

"Klaster itu bisa dilacak kalau terjadi di kantor, lha wong mereka tidak ada di Kemenkes. Mereka tertular virus di banyak tempat," kata dia. 

Menurut Yuri, Kemenkes aktif memeriksa pegawainya setiap dua pekan usai bertugas dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jika hasilnya positif, dia menambahkan, maka pegawai yang sakit diminta beristirahat dan terus dipantau oleh layanan kesehatan Kemenkes. 

Sebaliknya, jika hasilnya negatif maka bisa kembali bekerja. "Jadi, kami memeriksa semua pegawai dan hasilnya saya laporkan ke dinas. Kalau tidak diperiksa ya tidak ada yang ketahuan (terinfeksi Covid-19)," katanya.

Karena itu, ia menegaskan tidak ada perubahan kebijakan Kemenkes untuk menekan kasus penularan. Ia masih melakukan standar pencegahan, yaitu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Kemudian, pengawasan juga dilakukan pada pegawai yang terinfeksi virus ini. Kini, dia menambahkan, sudah banyak pegawai Kemenkes yang sembuh dari infeksi virus ini. 

Kemenkes mencatat pegawai yang masih terinfeksi saat ini kurang dari 10 orang. Sementara itu, data terbaru milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta per Jumat (18/9) mencatat ada 252 kasus kumulatif di Kemenkes. 

Berdasarkan data yang dihimpun Republika dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta yaitu corona.jakarta.go.id/data-visualisasi, Ahad (20/9) terlihat kasus terbanyak berada di Kemenkes yang dipimpin Terawan Agus Putranto itu. Kemudian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyusul menjadi kantor yang mengalami kasus Covid-19 terbanyak kedua dengan 175 kasus positif Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement