Ahad 20 Sep 2020 15:24 WIB

Australia Menuju Jumlah Kasus Terendah dalam Tiga Bulan

Otoritas setempat mengatakan mungkin akan melonggarkan pembatasan pekan depan.

Seseorang yang memakai masker wajah terlihat di Melbourne, Australia, 25 Agustus 2020.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS
Seseorang yang memakai masker wajah terlihat di Melbourne, Australia, 25 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia tampak siap untuk mencatat jumlah peningkatan kasus Covid-19 harian terendah dalam tiga bulan terakhir pada Ahad (20/9). Pembatasan sosial ketat di Kota Melbourne membuat angka pusat penyebaran negara tersebut menurun drastis.

Vicotria, negara bagian terpadat kedua Australia dengan Melbourne sebagai ibu kota, melaporkan 14 kasus infeksi baru dalam 24 jam terakhir hingga Ahad pagi. Angka ini menurun dari 21 kasus baru di hari sebelumnya dan merupakan angka terendah sejak 19 Juni.

Baca Juga

Angka tersebut menjadikan Victoria berada di jalur yang sesuai dalam upaya mencapai target untuk menjaga rata-rata peningkatan angka harian di bawah 50 per 28 September 2020. Pada hari itu, otoritas setempat mengatakan mungkin akan melonggarkan pembatasan.

Sebelumnya, Victoria telah menjalani karantina wilayah (lockdown) selama beberapa bulan guna memperlambat gelombang penyebaran virus kedua. Negara bagian terbesar Australia yakni New South Wales dengan ibu kota Sydney, melaporkan dua kasus baru, sementara negara bagian Queensland juga melaporkan dua dan menjadikan total nasional sebanyak 18 kasus, angka terendah nasional terendah sejam 23 Juni.

Lima negara bagian dan teritori lainnya tidak melaporkan kasus harian pada Ahad pagi. Namun, melaporkan tak ada peningkatan di mayoritas hari-hari dalam satu pekan.

"Tentunya akan selalu ada debat terkait waktu dan apakah kita berada dalam jadwal, lebih dulu dari jadwal, dan lain sebagainya, namun pada akhirnya angka-angka ini dapat menjadi sebab optimisme dan sikap positif," kata pimpinan negara bagian Victoria Daniel Andrews dalam sebuah konferensi berita di televisi.

Andrews, yang pernah menghadapi tekanan politik domestik karena pendekatan garis keras untuk memberlakukan pembatasan pergerakan, mencontohkan lonjakan kasus di Eropa baru-baru ini sebagai peringatan atas kemungkinan dampak akibat melonggarkan pembatasan terlalu cepat. "Menyedihkan untuk dilihat, semua yang telah diberikan oleh komunitas-komunitas, semua pengorbanan yang telah mereka buat, dan sekarang kasus-kasus terus berkembang mungkin lebih liar dari gelombang pertama," katanya. "(Virus) harus benar-benar diantar sampai pergi."

Melbourne telah berada di bawah salah satu karantina wilayah paling ketat di dunia, termasuk jam malam harian, setelah gelombang kedua penyebaran di negara bagain dengan rata-rata lebih dari 700 kasus dan mengakibatkan negara bagian lain menutup perbatasan internal. Victoria juga mencatat lima kasus tambahan berkaitan dengan Covid-19 dan New South Wales melaporkan satu kematian baru dalam 24 jam sebelumnya, menjadikan total kematian sebanyak 850, menurut data pemerintah. Negara tersebut juga melaporkan kasus di bawah 26.900.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement