Ahad 20 Sep 2020 08:56 WIB

Kapal Berbendara Belanda Kunjungi Banda Naira

Pulau Banda yang terkenal dengan rempah disinggahi kapal buatan Jerman tahun 1947.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kru kapal layar Arka Kinari berbendera Belanda.
Foto: Dok Arkakinari
Kru kapal layar Arka Kinari berbendera Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA NAIRA -- Kru kapal layar Arka Kinari berbendera Belanda yang melakukan pelayaran selama setahun terakhir dengan misi seni budaya dan lingkungan akan menyinggahi sejumlah wilayah yang menjadi titik jalur rempah di Indonesia.

"Dalam pelayaran tanpa asap karbon ini, kami akan menyinggahi sejumlah daerah yang menjadi titik penyebaran jalur rempah-rempah Indonesia," kata Nova Ruth, kru sekaligus pemilik sekunar (kapal layar bertiang dua) itu di Banda Naira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Sabtu (19/9).

Pulau Banda yang terkenal dengan rempah-rempah, berupa pala merupakan daerah kedua yang disinggahi kapal buatan Jerman tahun 1947 tersebut. Setelah sebelumnya kapal tiba dan melakukan misi yang sama di Sorong, Provinsi Papua Barat pada 1 September 2020.

Nova, warga Indonesia asal Malang, Jawa Timur bersama suaminya Grey Filastineakan berada di Pulau Banda hingga 22 September dan selanjutnya berlayar ke pulau Selayar, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, dan selanjutnya menuju Benoa, Provinsi Bali.

Dia mengatakan, misi yang dibawa kapal kru Arka Kinariadalah untuk mendukung program jalur rempah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud yang merupakan sebuah upaya rekonstruksi budaya yang membentuk budaya bahari di nusantara menuju pengakuan sebagai sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Selama mengunjungi wilayah jalur rempah, menurut Nova, mereka berinteraksi dengan masyarakat, terutama generasi muda untuk mengedukasi mereka tentang upaya penyelamatan lingkungan, di samping berkolaborasi seni dan budaya kontemporer dengan komunitas seni lokal.

Dia mengakui mengalami banyak tantangan berat dalam pelayaran selama setahun terakhir dengan kapal yang menjadi 'rumah utama' dirinya bersama sang suami Grey Filastine. Berkunjung ke Pulau Banda yang disebut sebagai titik nol jalur rempah dunia, kata Nova, merupakan salah satu impian kru kapal layar tersebut.

"Hari ini saya sangat terharu dan tidak mampu berkata-kata karena disambut secara adat oleh warga Banda. Kami tidak pernah menyangka akan mendapatkan penyambutan yang luar biasa. Kami disambut dan dilayani layaknya seperti keluarga sendiri," kata Nova.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengakui, pelayaran kapal Arka Kinari untuk misi budaya dan lingkungan serta menulusuri jalur rempah dari Eropa hingga Indonesia.

Menurut dia, program jalur rempah mengangkat isu "Outstanding Universal Value" dan diplomasi budaya, di mana rekonstruksi hubungan antarbudaya, masyarakat dan peradabannya akan memperlihatkan ketersambungan satu dengan lainnya. "Salah satu kegiatan rekonstruksi ini adalah napak tilas dengan melakukan pelayaran membawa misi budaya," katanya.

Arka Kinari adalah sebuah kapal yang melakukan pelayaran dengan misi integrasi budaya dan alam. Kepedulian akan budaya dana alam menjadi pesan kuat yang selalu disampaikan di setiap kegiatan kru kapal saat berkeliling dunia.

"Diharapkan program ini dapat menjadi dokumentasi sekaligus pembelajaran untuk menyiapkan kegiatan pelayaran budaya lebih besar di titik dan simpul jalur rempah dalam dan luar negeri yang rencananya akan dimulai 2021," kata Hilmar.

Dia mengakui, pandemi Covid-19 menjadi hambatan terbesar pelaksanaan kegiatan program jalur rempah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, tetapi tidak lantas menghentikan program ini melainkan tetap berjalan dengan mengindahkan protokol kesehatan serta aturan pemerintah pusat dan lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement