Jumat 18 Sep 2020 23:19 WIB

Airlangga Ungkap Adanya Sinyal Pemulihan Ekononomi Nasional

Salah satu indikator yang positif adalah adanya Surplu Perdagangan.

Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menkopolhukam Mahfud MD memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat (11/9/2020). Pemerintah menyebutkan realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) per 2 September 2020 mencapai Rp237 triliun atau 30,9 persen dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menkopolhukam Mahfud MD memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat (11/9/2020). Pemerintah menyebutkan realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) per 2 September 2020 mencapai Rp237 triliun atau 30,9 persen dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan beberapa indikator yang mengalami perbaikan sehingga menjadi sinyal positif adanya pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19. Airlangga menyebutkan salah satu indikator yang mengalami perbaikan adalah terjadinya surplus perdagangan pada Agustus 2020 sebesar 2,3 miliar dolar AS.

"Pemerintah percaya bahwa dengan optimalisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) maka aktivitas ekonomi tanah air akan terus membaik," katanya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Surplus perdagangan ini terjadi dalam empat bulan berturut-turut yang didorong oleh surplus non-migas 2,66 miliar dolar AS dan defisit migas minus 0,34 miliar dolar AS. Selain itu, neraca perdagangan secara tahun berjalan mulai Januari hingga Agustus 2020 juga tercatat surplus sebesar 11,05 miliar dolar AS.

"Ekspor pertanian sepanjang Januari sampai Agustus 2020 tumbuh 8,59 persen (ytd) terutama ekspor buah-buahan. Jadi hortikultura sudah menjadi bagian dari ekspor kita," ujarnya.

 

Kemudian indikator lain yang memperlihatkan sinyal positif adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan Ritel, Penjualan Kendaraan Bermotor, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Investasi, dan Inflasi Inti.

Ia menjelaskan PMI Manufaktur saat melakukan PSBB turun drastis ke 27,5 namun ketika beberapa kegiatan masyarakat telah mulai dilaksanakan PMI naik ke level 50,8. "Itu di atas rata-rata, standar PMI adalah 50," katanya.

Tak hanya itu, ia menegaskan Indonesia termasuk negara yang dapat menekan jumlah kematian dengan kinerja ekonomi yang relatif lebih baik. Ini menunjukkan keberhasilan dari upaya pemerintah untuk menangani pandemi.

Hal itu terlihat berdasarkan data dari https://ourworldindata.org/covid-health-economy mengenai perbandingan antara kinerja ekonomi dengan jumlah kematian COVID-19 per 1 juta penduduk berbagai negara.

"Penanganan di Indonesia ini relatif berada dalam posisi yang cukup baik. Misalnya jika dibandingkan dengan Jerman, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Belanda," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement