Jumat 18 Sep 2020 18:11 WIB

Bandingkan Turki, Patriark Ortodoks: Mesir Lindungi Kami

Patriark Ortodoks Mesir membandingkan perlindungan Mesir dengan Turki.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Patriark Ortodoks Mesir membandingkan perlindungan Mesir dengan Turki. Ilustrasi gereja Ortodoks.
Foto: AP/Sergei Grits
Patriark Ortodoks Mesir membandingkan perlindungan Mesir dengan Turki. Ilustrasi gereja Ortodoks.

REPUBLIKA.CO.ID, SIPRUS – Patriark Theodore dari Aleksandria dan Seluruh Afrika mengunjungi Siprus pada 11 hingga 18 September 2020. Dalam kunjungannya itu, dia menyampaikan pesan bahwa masalah terbesar pun pasti ada solusinya. 

"Kita hanya perlu melihatnya dengan keberanian dan cinta, dan belajar untuk saling membantu," kata Paus sekaligus Patriark Gereja Ortodoks Timur dan Seluruh Afrika itu dilansir dari Orthodoxtime, Jumat (18/9).  

Baca Juga

Dalam wawancara dengan Kantor Berita Siprus, dia mengatakan bahwa Yunani, Siprus, dan Mesir memiliki hubungan dekat satu sama lain dan persahabatan para presiden membantu pekerjaannya. Karenya itu, dia melakukan kunjungan perjalanan ini dengan tujuan menyatukan kembali ikatan persahabatan tersebut. 

"Saya ingin melakukan perjalanan ini untuk menyatukan kembali ikatan persahabatan Patriarkat Aleksandria dengan Gereja Siprus," ujar Paus.

Dia melanjutkan, bahwa Patriarkat Aleksandria melakukan pekerjaan yang beraneka ragam dan memiliki kontribusi yang tidak ternilai bagi komunitas Yunani dan Siprus di Mesir, dan kepada komunitas Yunani dan Kristen Ortodoks. Secara umum, Patriark Aleksandria mengatakan bahwa komunitas besar Siprus ada di selatan Afrika.    

Saat ditanyakan mengenai kasus Covid-19 dan bagaimana mereka menanganinya, Paus Patriark dari Aleksandria mengatakan bahwa dia memiliki banyak kasus di Mesir. "Kami memiliki (di Mesir) terlalu banyak kasus karena kami tidak boleh lupa bahwa populasinya telah melebihi 110 juta," ujar dia. 

Dengan populasi yang banyak itu, dia bersyukur bahwa di Mesir tidak ada pelarangan maupun mengubah gereja menjadi masjid. Sedangkan di wilayah Timur Tengah, khususnya Kristen harus menghadapi tantangan besar, ancaman, penganiayaan, kekerasan, dan imigrasi. 

Salah satunya adalah perubahan status Hagia Sophia yang telah diubah menjadi masjid oleh Presiden Turki. Ia pun lantas segera mengirimkan pesan dukungan kepada Patriark Ekumenis.

“Saya membuat perbandingan, betapa diberkatinya saya karena status gereja kami tidak berubah dan mereka bahkan memberikan izin segera setelah saya mengajukan permohonan renovasi. Tidak hanya saya mendapatkan lisensi segera, tetapi juga negara memberikan bantuan untuk renovasi berkali-kali," jelasnya.

Misalnya saja saat merenovasi Gereja St Catherine di Suez dan Gereja St  George yang ditayangkan di televisi Mesir. Juga dapat dilihat bahwa di Mesir, masjid dan Gereja St George di Kairo kuno dapat berdiri berdampingan dengan sangat megah. 

"Saya sangat terluka atas penghinaan terhadap gereja besar kami, Gereja impian kami, Hagia Sophia, jadi saya mengajukan banding, saya juga mengirim pesan yang harus saya kirim, dan saya membuat perbandingan," ujarnya.  

Sumber: https://orthodoxtimes.com/patriarch-of-alexandria-in-egypt-they-renovate-our-churches-they-do-not-convert-them-into-mosques/

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement